Seuntai Mutiara


Persahabatan sejati tidak terlihat dari banyaknya pertemuan. Tapi persahabatan sejati terlihat dari tulusnya seorang sahabat menyebut nama sahabatnya dalam setiap doanya.

"Semua pasti ada hikmahnya... Di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan... "

Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai tetapi untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna

Orang yang paling berkesan dalam hidupmu adalah orang yang mampu mencintaimu ketika kamu bukan seseorang yang mudah dicintai





Minggu, 28 Desember 2008

Selamat Tahun Baru

Terucap untuk semua kaum muslimin muslimat di mana pun Anda berada.


Islamic Greeting Card by Alhabib. Visit al-habib.tripod.com for more greeting cards like this!

Islamic Greeting Cards by Alhabib


1 Muharram 1430 Hijriyyah




Jadikan tahun ini lebih baik daripada tahun yang lalu.

Semoga berkah Allah SWT menyertai kehidupan kita.



Tahun baru ...

Semangat baru ...



-----




erpa
30 Dzulhijjah 1429 H / 28 Desember 2008 M

Sabtu, 27 Desember 2008

Alhamdulillah

Hari ini hari Sabtu yang kebanyakan pegawai suatu perusahaan libur. Apalagi hari ini termasuk dalam minggu yang di dalamnya terdapat banyak hari libur nasional. Namun, hari ini ku tetap pada kegiatan yang seperti biasa yaitu masuk ke kantor yang cukup sepi dibandingkan hari kerja.

Sebenarnya, pada mulanya lumayan sulit juga beradaptasi untuk masuk kerja di hari libur atau di shift malam. Itulah konsekuensi bekerja sebagai TS penjaga NOC. Namun, dari situlah pengalaman-pengalaman baru banyak bermunculan. Selain itu, ilmu yang didapatkan juga berbeda daripada di tempat ku PSG sebelumnya. Menambah bukti-bukti kebesaran yang Allah hamparkan di muka bumi ini lewat berbagai macam cara manusia memanfaatkan teknologi untuk dapat saling berkomunikasi.

Tanpa membebankan hari-hari terakhir di bulan Desember ini dengan mengharapkan gaji bulan ini dapat mengucur, ku tetap meluncur ke kantor. Pikirku, toh, hari ini hari Sabtu, kebanyakan pegawai sudah libur bahkan ada yang sampai mengambil cuti sebagai ekstra untuk liburan mereka. Jadi, paling lambat juga hari Senin, itupun juga kalau yang mengurusnya masuk ke kantor. Sebab hari Senin besok adalah awal tahun di bulan pertama kalender Hijriyyah yang menjadi bukti nyata perhitungan tahun yang telah Allah SWT catatkan untuk insan yang memikirkan di dalam Al-Qur'an yang menjadi pedoman hidup kaum yang ingin selamat di dunia serta di akhirat.

Namun, hari ini Allah SWT mencatatkan untukku hal yang berbeda dengan pikiranku tadi. Alhamdulillah, keluarlah juga jerih payahku dari hasil kerjaku di bulan kedua ini semenjak ku diterima di JN sebagai TS yang memonitoring NOC. Inilah titik yang lebih tinggi daripada sebelumnya sebab di sinilah aku berusaha untuk melompat setingkat lebih tinggi dari batu pijakanku. Mengingat sebelumnya, ku pernah susah payah beberapa kali mencoba untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bisang ku pelajari selama ini dan selama hampir empat bulan setelah selesai PSG di LA ku hanya di rumah dan mencoba ke sana kemari.

Salah satu keinginanku yang dengan pekerjaanku ini yaitu bisa meringankan sedikit beban yang dipikul oleh kedua orangtuaku. Namun, tetap saja ku selalu merepotkan. Serta bisa melanjutkan kehidupan ini dengan berbagai macam impian yang ingin dicapai pada suatu saat nanti. InsyaAllah.


erpa
29 Dzulhijjah 1429 H / 27 Desember 2008 M

Kamis, 25 Desember 2008

Hari Sabtu yang Lalu

Waktu telah menunjukkan pukul 16.00, itu artinya waktu pulang pun tiba. Akhirnya, sekitar 15 menit kemudian baru ku benar-benar meninggalkan kantor yang dari semenjak pukul 06.30 pagi tadi aku telah datang. Sebenarnya, hari ini TeKaJe sedang ada acara makan-makan di rumahnya neng Riris. Namun apa daya tanggungjawab hari ini harus dituntaskan lebih dahulu. Toh pukul 4 sore nanti juga sudah pulang pikirku.

Hari kemarin, Sabtu, meskipun orang kebanyakan libur ku tetap dapat jadwal masuk dan kena shift pagi. Karena di kantor ada masalah-masalah link yang harus dimonitoring itu membuat hari sedikit lebih sibuk dan tetap waspada jikalau tiba-tiba link Down dan diteruskan dengan deringan telefon dari client yang meminta penjelasan ada apa dengan koneksi inet mereka yang tiba-tiba putus atau sekadar hanya berkurang kecepatannya.

Pukul 4 sore lebih ku menuju tujuan yang masih buat ku bingung. Mengapa bisa bingung ??? Jadi begini ceritanya, tadinya ku mau ikutan di acaranya anak-anak TeKaJe crew di rumahnya riris sementara kaki ini rasanya kok mulai terasa pegal dan capeknya. Padahal monitoring itu ku hanya duduk di kursi. Kupikir, mungkin akibat salah posisi duduk karena rasa bosan yang terasa saat monitoring dari pagi sampai sore itu.

Seperti yang dilakukan oleh protokol routing dalam suatu network untuk dapat sampai ke tujuan adalah merencanakan untuk ke suatu tujuan dengan mempelajari rute dan melalui rute terbaik bisa jadi rute yang terdekat yang efisien waktu pencapaiannnya terhadap suatu tujuan. Dari sepertiga perjalan yang biasa kulalui ku naik mobil yang berbeda. Apa tujuannya ? Jawabannya adalah langsung menuju rumah tempat acara itu sedang dan telah berlangsung.

Namun, melihat faktor-faktor lain yaitu :
1. Mobil yang kunaiki sering nge-tem untuk mengambil penumpang dalam jangka waktu yang relatif lama.
2. Kaki yang waktu itu terasa mulai lebih pegal dari biasanya.
3. Cuaca yang sebelumnya cerah tiba-tiba kulihat awan hitam nun jauh di sana tapi berarah mendekati lokasi dimana waktu itu ku berada.
4. Besok pagi ku harus jalan lagi untuk kerja meskipun hari esok itu adalah hari Ahad.

Mengingat dan menimbang faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, akhirnya ku memutuskan untuk pulang saja.

Lah, kok pulang, berarti ndak jadi donk ??? Yaiyalah, ku yang jalan kok yang lain sewot. Terus, bagaimana mau pulang kan sudah naik mobil yang tidak biasa untuk sampai ke rumah. Nah itu dia. Mobil yang ku naiki lebih praktis namun lebih panjang jalur yang dilalui, itu menurut ku sendiri, entah bagaimana dengan pendapat yang lain.

Jadi, sebelum sampai di tempat tujuan dikarenakan batal, ku turun saja di gang tempat biasanya ku pulang dari sekolah dulu. Selain itu, jadi ingat pula masa-masa waktu SMP dulu karena mobil ini melalui SMP yang gur-gurunya sangat ku ingat bagaimana mereka dengan semangatnya mengajarkan nilai-nilai materil dan moril yang sampai sekarang dan nanti akan selalu dibawa di setiap sendi kehidupan ini.

Akhirnya, sampailah ku di rumah yang biarpun sederhana namun ku puas untuk tidur dan tidak seperti di tempat lainnya. Setelah mandi, makan malam dan sholat isya' langsung ku terlelap tidur untuk melanjutkan hari esok yang akan terus menunggu untuk dilalui dan pastilah ada pelajaran yang dapat diambil.


erpa
27 Dzulhijjah 1429 H / 25 Desember 2008 M

Sabtu, 20 Desember 2008

Al-Kindi Filosof Islam Pertama

''Al-Kindi adalah salah satu dari 12 pemikir terbesar di abad pertengahan,'' cetus sarjana Italia era Renaissance, Geralomo Cardano (1501-1575). Di mata sejarawan Ibnu Al-Nadim, Al-Kindi merupakan manusia terbaik pada zamannya. Ia menguasai beragam ilmu pengetahuan. Dunia pun mendapuknya sebagai filosof Arab yang paling tangguh.

Ilmuwan kelahiran Kufah, 185 H/801 M itu bernama lengkap Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Al-Asy'ats bin Qais Al-Kindi. Ia berasal dari sebuah keluarga pejabat. Keluarganya berasal dari suku Kindah -- salah satu suku Arab yang besar di Yaman -- sebelum Islam datang. Nenek moyangnya kemudian hijrah ke Kufah.

Ayahnya bernama Ibnu As-Sabah. Sang ayah pernah menduduki jabatan Gubernur Kufah pada era kepemimpinan Al-Mahdi (775-785) dan Harun Arrasyid (786-809). Kakeknya Asy'ats bin Qais kakeknya AL-Kindi dikenal sebagah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Bila ditelusuri nasabnya, Al-Kindi merupakan keturunan Ya'rib bin Qathan, raja di wilayah Qindah.

Pendidikan dasar ditempuh Al-Kindi di tanah kelahirannya. Kemudian, dia melanjutkan dan menamatkan pendidikan di Baghdad. Sejak belia, dia sudah dikenal berotak encer. Tiga bahasa penting dikuasainya, yakni Yunani, Suryani, dan Arab. Sebuah kelebihan yang jarang dimiliki orang pada era itu.

Al-Kindi hidup di era kejayaan Islam Baghdad di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Tak kurang dari lima periode khalifah dilaluinya yakni, Al-Amin (809-813), Al-Ma'mun (813-833), Al-Mu'tasim, Al-Wasiq (842-847) dan Mutawakil (847-861). Kepandaian dan kemampuannya dalam menguasai berbagai ilmu, termasuk kedokteran, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan.

Khalifah juga mempercayainya untuk berkiprah di Baitulhikmah (House of Wisdom) yang kala itu gencar menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai bahasa, seperti Yunani. Ketika Khalifah Al-Ma'mun tutup usia dan digantikan puteranya, Al-Mu'tasim, posisi Al-Kindi semakin diperhitungkan dan mendapatkan peran yang besar. Dia secara khusus diangkat menjadi guru bagi puteranya.

Al-Kindi mampu menghidupkan paham Muktazilah. Berkat peran Al-Kindi pula, paham yang mengutamakan rasionalitas itu ditetapkan sebagai paham resmi kerajaan. Menurut Al-Nadhim, selama berkutat dan bergelut dengan ilmu pengetahuan di Baitulhikmah, Al-Kindi telah melahirkan 260 karya. Di antara sederet buah pikirnya dituangkan dalam risalah-risalah pendek yang tak lagi ditemukan. Karya-karya yang dihasilkannya menunjukan bahwa Al-Kindi adalah seorang yang berilmu pengetahuan yang luas dan dalam.

Ratusan karyanya itu dipilah ke berbagai bidang, seperti filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, dialektika, psikologi, politik dan meteorologi. Bukunya yang paling banyak adalah geometri sebanyak 32 judul. Filsafat dan kedokteran masing-masing mencapai 22 judul. Logika sebanyak sembilan judul dan fisika 12 judul.

Buah pikir yang dihasilkannya begitu berpengaruh terhadap perkembangan peradaban Barat pada abad pertengahan. Karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa. Buku-buku itu tetap digunakan selama beberapa abad setelah ia meninggal dunia.

Al-Kindi dikenal sebagai filosof Muslim pertama, karena dialah orang Islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Hingga abad ke-7 M, filsafat masih didominasi orang Kristen Suriah. Al-Kindi tak sekedar menerjemahkan karya-karya filsafat Yunani, namun dia juga menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Salah satu kontribusinya yang besar adalah menyelaraskan filsafat dan agama.

Setelah era Khalifah AL-Mu'tasim berakhir dan tampuk kepemimpin beralih ke Al-watiq dan Al-Mutawakkil, peran Al-Kindi semakin dipersempit. Namun, tulisan kaligrafinya yang menawan sempat membuat Khalifah kepincut. Khalifah AL-Mutawakkil kemudian mendapuknya sebagai ahli kaligrafi istana. Namun, itu tak berlangsung lama.

Ketika Khalifah Al-Mutawakkil tak lagi menggunakan paham Muktazilah sebagai aliran pemikiran resmi kerajaan, Al-Kindi tersingkir. Ia dipecat dari berbagai jabatan yang sempat diembannya. Jabatannya sebagai guru istana pun diambil alih ilmuwan lain yang tak sepopuler Al-Kindi. Friksi pun sempat terjadi, perpustakaan pribadinya sempat diambil alih putera-putera Musa. Namun akhirnya Al-Kindiyah - perpustakaan pribadi itu - dikembalikan lagi.

Sebagai penggagas filsafat murni dalam dunia Islam, Al-Kindi memandang filasafat sebagai ilmu pengetahuan yang mulia. Sebab, melalui filsafat-lah, manusia bisa belajar mengenai sebab dan realitas Ilahi yang pertama dan merupakan sebab dari semua realitas lainnya.

Baginya, filsafat adalah ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari segala kearifan. Filsafat, dalam pandangan Al-Kindi bertujuan untuk memperkuat agama dan merupakan bagian dari kebudayaan Islam.

Salah seorang penulis buku tentang studi Islam, Henry Corbin, menggambarkan akhir hayat dari sang filosof Islam. Menurut Corbin, pada tahun 873, Al-Kindi tutup usia dalam kesendirian dan kesepian. Saat itu, Baghdad tengah dikuasai rezim Al-Mu'tamid. Begitu dia meninggal, buku- buku filsafat yang dihasilkannya banyak yang hilang.

Sejarawan Felix Klein-Franke menduga lenyapnya sejumlah karya filsafat Al-Kindi akibat dimusnahkan rezim Al-Mutawakkil yang tak senang dengan paham Muktazilah. Selain itu, papar Klein-Franke, bisa juga lenyapnya karya-karya AL-Kindi akibat ulah serangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan yang membumihanguskan kota Baghdad dan Baitulhikmah.

Hingga kini, Al-Kindi tetap dikenang sebagai ilmuwan Islam yang banyak berjasa bagi ilmu pengetahuan dan peradaban manusia.

Kitab Pemecah Kode

Sebagai ilmuwan serba bisa, Al-Kindi tak cuma melahirkan pemikiran di bidang filsafat saja. Salah satu karyanya yang termasuk fenomenal adalah Risalah Fi Istikhraj al-Mu'amma. Kitab itu mengurai dan membahas kriptologi atau seni memecahkan kode. Dalam kitabnya itu, Al-Kindi memaparkan bagaimana kode-kode rahasia diurai.

Teknik-teknik penguraian kode atau sandi-sandi yang sulit dipecahkan dikupas tuntas dalam kitab itu. Selain itu, ia juga mengklasifikasikan sandi-sandi rahasia serta menjelaskan ilmu fonetik Arab dan sintaksisnya. Yang paling penting lagi, dalam buku tersebut, A-Kindi mengenalkan penggunaan beberapa teknik statistika untuk memecahkan kode-kode rahasia.

Kriptografi dikuasainya, lantaran dia pakar di bidang matematika. Di area ilmu ini, ia menulis empat buku mengenai sistem penomoran dan menjadi dasar bagi aritmatika modern. Al-Kindi juga berkontribusi besar dalam bidang geometri bola, bidang yang sangat mendukungnya dalam studi astronomi

Bekerja di bidang sandi-sandi rahasia dan pesan-pesan tersembunyi dalam naskah-naskah asli Yunani dan Romawi mempertajam nalurinya dalam bidang kriptoanalisa. Ia menjabarkannya dalam sebuah makalah, yang setelah dibawa ke Barat beberapa abad sesudahnya diterjemahkan sebagai Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages. ''Salah satu cara untuk memecahkan kode rahasia, jika kita tahu bahasannya adalah dengan menemukan satu naskah asli yang berbeda dari bahasa yang sama, lalu kita hitung kejadian-kejadian pada tiap naskah Pilah menjadi naskah kejadian satu, kejadian dua, dan seterusnya,'' kata Al-Kindi.

Setelah itu, lanjut Al-Kindi, baru kemudian dilihat kepada teks rahasia yang ingin dipecahkan. Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan klasifikasi simbol-simbolnya. ''Di situ kita akan menemukan simbol yang paling sering muncul, lalu ubahlah dengan catatan kejadian satu, dua, dan seterusnya itu, sampai seluruh simbol itu terbaca.''

Teknik itu, kemudian dikenal sebagai analisa frekuensi dalam kriptografi, yaitu cara paling sederhana untuk menghitung persentase bahasa khusus dalam naskah asli, persentase huruf dalam kode rahasia, dan menggantikan simbol dengan huruf.

Filsafat Al-Kindi

Bagi Al-Kindi, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mulia. Filsafatnya tentang keesaan Tuhan selain didasarkan pada wahyu juga proposisi filosofis. Menurut dia, Tuhan tak mempunyai hakikat, baik hakikat secara juz'iyah atau aniyah (sebagian) maupun hakikat kulliyyah atau mahiyah (keseluruhan).

Dalam pandangan filsafat Al-Kindi, Tuhan tidak merupakan genus atau species. Tuhan adalah Pencipta. Tuhan adalah yang Benar Pertama (al-Haqq al-Awwal) dan Yang Benar Tunggal. AL-Kindi juga menolak pendapat yang menganggap sifat-sifat Tuhan itu berdiri sendiri. Tuhan haruslah merupakan keesaan mutlak. Bukan keesaan metaforis yang hanya berlaku pada obyek-obyek yang dapat ditangkap indera.

Menurut Al-Kindi, Tuhan tidak memiliki sifat-sifat dan atribut-atribut lain yang terpisah dengan-Nya, tetapi sifat-sifat dan atribut-atribut tersebut haruslah tak terpisahkan dengan Zat-Nya. Jiwa atau roh adalah salah satu pembahasan Al-Kindi. Ia juga merupakan filosof Muslim pertama yang membahas hakikat roh secara terperinci.

Al-Kindi membagi roh atau jiwa ke dalam tiga daya, yakni daya nafsu, daya pemarah, dan daya berpikir. Menurutnya, daya yang paling penting adalah daya berpikir, karena bisa mengangkat eksistensi manusia ke derajat yang lebih tinggi.

Al-Kindi juga membagi akal mejadi tiga, yakni akal yang bersifat potensial, akal yang telah keluar dari sifat potensial menjadi aktual, dan akal yang telah mencapai tingkat kedua dari aktualitas.

Akal yang bersifat potensial, papar Al-Kindi, tak bisa mempunyai sifat aktual, jika tak ada kekuatan yang menggerakkannya dari luar. Oleh karena itu, menurut Al-Kindi, masih ada satu macam akal lagi, yakni akal yang selamanya dalam aktualitas.

sumber : republika

erpa
21 Dzulhijjah 1429 H / 20 Desember 2008 M

Selasa, 09 Desember 2008

Kenapa masih tidak bisa ?

Akhirnya, ku menginap lagi di kantor. Kali ini, ada yang harus ku lakukan terhadap PC kerjaku (sebenernya sih PC gantian :p). Memangnya kenapa ?
Belum tahu ya ??? ya udah ... jadi begini ceritanya.

Di tempat kerjaku, PC kerja diinstall memakai Linux Ubuntu (mulai dari versi Gusty Gibbon atau Hardy Heron). Nah, yang satu ini sudah diinstall dengan Ubuntu ver 8.04 namun pada saat akan dipakai untuk membuka aplikasi Winbox malah bengong. Winbox, apaan tuh ? Coba aja searching di mbah Google dulu. Sebenernya sih kalau masalah yang ini ada alternatif lain yang bisa diambil yaitu dengan mengganti versi Wine yang digunakan. Kalau Wine apa lagi tuh ? Coba googling lagi dech. Yang terakhir kali terjadi malah sering bengong kalau lagi dipakai kerja. Contohnya, pada saat kerja memakai Mozilla Firefox tiba-tiba sering closing sendiri.

Akhirnya malam ini (Senin, 10 Dzulhijjah / 8 Desember) dengan segala cara ku backup semua file-file penting yang masih dipakai untuk operasional (tentunya dengan bantuan Maal, salah seorang rekan kerjaku yang memang kebagian jadwal shift malam ini). Setelah semua file-file tadi sudah semuanya di-backup, barulah kami mengoprek PC itu berusaha untuk menginstall ulang kembali.
Berkali - kali ku coba dan bolak - balik bertanya pada rekan ku itu yang masih semangat (maklumlah ku kan masih newbie :D).

Sudah menempatkan first boot pada CD ROM melalui setup BIOS dan ku coba memulai proses instalasi Ubuntu ver 7.10 namun seharusnya setelah melalui tekan enter pada tampilan awal start atau install Ubuntu pada pertama kali muncul tampilan kok tidak bisa masuk ke tampilan desktop dan diteruskan ke option yang lain.

Ku coba kembali dengan memakai CD ROM Drive yang lain dan CD Installer yang lain pula. Namun, masih saja tidak bisa. Yah... tinggal tuker CD ROM drive dengan CD Installer yang berbeda pasangan. Masih tidak bisa juga. Akhirnya untuk memastikannya lagi ku ganti saja HDDnya sekalian (mumpung ada HDD percobaan meskipun kapasitasnya tidak memungkinkan untuk diintall Ubuntu). Masih belum bisa juga ternyata.

Karena bener-bener ingin tahu, untuk terakhir kali di malam ini ku tukar lagi pasangannya. HDD Maxtor yang telah terpasang sebelumnya dan sudah diinstall tetapi sering bermasalah dan CD ROM Drive dan sebuah CD Installer Ubuntu. Setelah restart, proses pun dimulai dan start atau install Ubuntu ku tunggu proses selanjutnya. Kali ini berbeda... Apanya yang beda ??? Yang berbeda adalah raut wajahku yang sudah mengantuk berat karena waktu menunjukkan tengah malam telah lewat. Tiba-tiba, ada tulisan-tulisan yang muncul di layar namun bukan termasuk dalam proses yang merupakan bagian dari panduan instalasi Ubuntu yang ku baca sebelumnya.

Begini tulisannya :

[192.172550 ] hdd: timedout waiting for DMA

[192.348258 ] hdd: drive not ready for command
[angka berbeda ] hdd: timedout waiting for DMA
[
angka berbeda ] hdd: drive not ready for command
[angka berbeda ] hdd: timedout waiting for DMA
[
angka berbeda ] hdd: drive not ready for command

lalu dilanjutkan dengan

*Setting preliminary keymap . . .
*Preparing restricted drivers . . .
*setting the system clock . . .
etc . . .

Apakah ada yang tahu mengenai solusi dari permasalahan ini ????. Saya sudah cari di google dan salah satunya di link di bawah ini
http://ubuntuforums.org/showthread.php?t=916946
Please help me ...



erpa
11 Dzulhijjah 1429 H / 9 Desember 2008 M

Minggu, 07 Desember 2008

Untuk Semuanya

--------------------------------------------------------------
" Selamat Idul Adha 1429 H "
--------------------------------------------------------------




erpa
9 Dzulhijjah 1429 H / 7 Desember 2008 M

Minggu, 30 November 2008

Bermalam di kantor

Akhirnya ku bermalam di kantor setelah sekian lama bekerja dan telah diatur shift kerja meskipun harusnya jadwal shift malam ku masih dua minggu lagi. Penyebabnya adalah pada saat ku mau pulang dari kantor jam 9 tiba-tiba ada gangguan dari tim lapangan yang mengejar target. Akhirnya, sampailah waktu menunjukkan jam 9 lebih dan tiba di pukul 10 malam.

Oleh karena sudah agak larut dan ku malas turun untuk pulang, ku putuskan untuk menemani rekan ku yang kebagian shift malam. Yah, hitung-hitung belajar satu masalah lagi. Permasalahan terus berlanjut hingga pukul 11 malam.

Setelah masalah bisa diselesaikan, ku tak bisa tidur padahal terasa kantuk. Akhirnya, ku paksakan diri untuk istirahat sejenak. Ku tarik dua buah kursi dan dengan seenaknya posisi ku tidur. Saat terbangun yah kepala rada pusing gitu. Bangun hampir jam tengah 6 pagi dan secepatnya sholat shubuh karena sang mentari telah menampakan sinarnya.

Jam 7 tiba. Niat ku untuk pulang menjadi sebuah dilematis. Mengapa ? Yah, karena siang ini juga jadwal shift ku hari ini. Jadi, kalau seandainya pulang, sampai rumah mandi makan tidur bangun lalu berangkat lagi, suatu pembuangan tenaga. Kalau tidak pulang, yah sarapan di kantor tidur dan bangun lagi nanti siang untuk jadwal shift siang.

Pilihan kedua itu akhirnya ku pilih. Setelah beli sarapan ke jalan, naik ke kantor lagi. Hari ini hari ahad dimana kebanyakan pegawai libur jadi lift sengaja dimatikan untuk efisien listrik. Lelah terasa saat naik ketimbang turun. Sehabis sarapan lalu mengistirahatkan diri di sofa pantry yang empuk. Terbangun tepat setengah satu siang. Ku sholat Dzuhur lalu siap-siap tangani masalah kembali.

Berarti ku 24 jam lebih tak pulang. Badan sudah terasa tak sedap aromanya. Ingin ku segera pulang dan bertemu dengan kelaurga ku. Inti dari yang ku simpan adalah "sesibuk-sibuknya bekerja haruslah ingat akan keluarga di rumah". Memang ada kalanya kita yang bekerja tidak cemas akan keadaan keluarga kita di rumah. Namun, sebaliknya keluarga di rumah setidaknya mengkhawatirkan kita. Ambil yang baik dari ku dan buang yang buruk dari ku.


erpa
2 Dzulhijjah 1429 H / 30 November 2008 M

Kamis, 20 November 2008

Minggu-minggu yang amat menegangkan



Aku minta kepada Allah setangkai bunga yang segar,
Ia beri aku kaktus berduri.
Aku minta kepada Allah binatang mungil nan cantik,
Ia beri aku ulat berbulu.

Aku sedih, protes dan kecewa.
Betapa tidak adilnya ini.

Namun kemudian...

Kaktus itu berbunga.
Indah, bahkan sangat indah.
Dan...
Ulat itu pun tumbuh.
Menjelma menjadi kupu-kupu yang amat cantik.

Itulah jalan Allah..
Indah pada waktunya!!!

Allah tidak memberi apa yang kita harapkan,
Namun Ia memberi apa yang kita perlukan.

Kadang kita sedih, kecewa dan terluka.
Tapi... jauh di atas segalanya.
Allah sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita.

Allahu akbar...
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur
atas segala karunia nikmat Allah.
Amin...
Subhanallah...

-----------------------

Tak terasa telah di minggu ke tiga bekerja....
Sungguh amat sangat berharga dari satu hari ke hari lainnya...

Sebelumnya memang terasa begitu berat untuk diriku di 3 minggu ini. Hal itu dikarenakan ku harus cepat beradaptasi dengan semua sistem yang ada. Jika tidak bisa, yah paling tidak mendapat teguran dari atasan. Namun, itu merupakan sebuah tantangan, bukan merupakan suatu penghalang.

Terkadang ku mendapat banyak sekali pelajaran dari univercity of life. Dari hari ke hari, selalu ada saja ada sebuah pelajaran yang dapat diambil. Baik itu pelajaran materil maupun moril.


erpa
22 Dzulqo'dah 1429 H / 21 Novembar 2008 M

Kamis, 30 Oktober 2008

Ied Fitr 1429 H


Ternyata, berlebaran di rumah itu cukup menyenangkan. Banyak kue2 yang dapat kuhabiskan sendiri (rakus mode ON). Tadinya sih membosankan (abisnya cuman sendirian di rumah...) Namun...
ternyata sobat-sobat lamaku masih cukup kompak untuk saling silaturahmi. Khususnya buat anak2 Sapadel (kalau ga tau, itu tu skolahan yang ada di deket kali...) yang entah bagemana kabarnya masing2 yang ku belum tau sebelumnya.


(Begini awal ceritanya...) Pertamanya sih gara2nya, 2 makhluk itu bertamu ke rumah dan cukup menyenangkan. Setelah sekian lama tak bersua dengan mereka (padahal cuma beberapa bulan. ga ketemu..) Padahal lagi enak2 tidur siang eh nelp2 gw... katanya mau ke rumah (Nah lohhh...) Terpaksa ku bangun dari tidur siang bolongku. Ternyata yang tadinya malu2 untuk menyantap hidangan eh malah pada ngambil sendiri (biasa anak muda jaman sekarang... sirup aje ampe nambah... hehehehe...)


Esoknya mulai merencanakan untuk silaturahmi ke rumah makhluk2 lainnya... Setelah rencana diumumkan mereka pun pulang ke habitatnya (kediamannya maksudku...) masing2. Esoknya, setelah mengerjakan tugas rumahan di saat liburan, ku berangkat ke base camp pertama. Meskipun jalan kaki di tengah siang yang terik (gapapa... dapet minuna)


Bagaikan terisolasi, ku tak pernah mendengar kabar temen2 lainnya, kecuali dari seseorang. Akhirnya, rencana itu pun dijalankan. Tadinya telah matang direncanakan untuk ke rumah si E tapi dia malah lagi jalan2 ma temen2nya yang lain.


Berpikir sejenak di salah satu base camp (yaelah....) Akhirnya, sepakat untuk memanggil satu makhluk lagi (meskipun merepotkan dia... masa jadi bolak balik...) Sorry ya Yud..:))



Akhirnya, mulai berjalan door to door mulai dari yang terdekat. Saling bertanya tentang kabar masing2... Namun... selalu ada satu pertanyaan yang selalu menghantuiku (pertanyaannya sih ndak serem cuma jawabannya gw selalu yang berbeda...) Tapi... mungkin di minggu ini, kalau tidak yah minggu depan, kalau ndak bisa juga 2 minggu lagi ... bulan depan juga gapapaaaaaa,,, insyaAllah kalau ditanya ku bisa jawab sama seperti mereka.


Dari satu rumah ke satu rumah. Ya, itulah salah satu kegiatan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW yaitu bersilaturahmi.


Karena ada beberapa orang yang sedang dalam kesibukannya masing2, mereka tak dapat ditemui. Tapi gapapa lah,,, karena yang lain juga masih ada yang di rumahnya masing2. Acarapun berlalu setelah matahari mengisyaratkan senja dengan membenamkan dirinya di ufuk barat.


Tapi di lain waktu... semoga buat semua anak2 Sapadel yang masih teteup kompak, bisa kumpul2 lagi di acara dan stasiun yang sama (kaya program di tipi segala...) Ku tunggu saat2 itu..



Semoga masih diberi umur untuk kita semuanya...






erpa
30 Syawal 1429 H / 30 Oktober 2008 M



Untittle

------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
"Semua yang dapat dihitung tidak dapat diperhitungkan dan semua yang dapat diperhitungkan tidak dapat dihitung."
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
...Manusia dapat berkeinginan namun Allah lah yang menentukan...
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------






erpa
30 Syawal 1429 H / 30 Oktober 2008 M

Kamis, 09 Oktober 2008

Seuntai kata maaf dariku


Assalamu'alaikum wr wb...


Ramadhan telah berlalu. Bulan suci yang penuh berkah telah usai.
Kini, tiba Syawal yang fitri membawa kita kepada fitrah.
Saya sadar selama ini pastilah ada salah dan khilaf kepada temen-temen semua.
Oleh karena itu,, dari lubuk hati terdalam,,,,
Ijinkanlah saya mengucapkan...



---
Selamat Idul Fitri 1429H
Mohon maaf lahir dan batin

Taqobbalallahu minna wa minkum
Shiyamana wa shiyamakum
---


Semoga segala amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT
(Amin...)




Wassalamu'alaikum wr wb...

---------------------------------------------------------------------

ditujukan untuk :
- Seluruh keluargaku dari Sabang sampe Merauke...
- Guru2ku dari masa lalu sampe masa kini yg tidak dapat saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat saya...
- Temen2ku yang baik hati dan tidak sombong lagi senang membantu
( khusus anak2 14; anak2 Shaphadel yg masih kompak aja; anak2 26 hadiatan khususon anak2 TeKaJe yg selalu CeRiA dari absen 1 ampe 35... eh 36 juga dech... sorry hul.. :)) )
- Rekan2 OpTI yg ada di LA... buat bapak2 n mas2 di sana jadi kangen nih... boleh nih main lagi di sana ???
- Seluruh rekan dari lante 11, 12, 18 dan 19 yg pernah saya utak utik PCnya... sorry kalo ada kesalahan...
- Juga buat tetangga2 di kanan kiri depan belakang (ga pake atas bawah....)


---------------------------------------------------------------------



"Tiada pemberian terindah dan perbuatan termulia selain saling maaf memaafkan."








by : erpa
9 Syawal 1429 H / 9 Oktober 2008 M

Rabu, 10 September 2008

Tiga Ciri Dasar Orang Mukmin


Disebutkan dalam satu riwayat bahwa pada suatu hari Nabi SAW menemui para shahabat, lalu bertanya :

"Bagaimana keadaan kalian ketika memasuki pagi hari ?" Mereka menjawab : "Kami berada dalam keadaan beriman kepada Allah." Beliau SAW bertanya : "Apakah tanda-tanda keimana kalian ?" Mereka menjawab :
1. "Kami bersabar terhadap musibah,
2. bersyukur atas nikmat kelapangan,
3. dan menerima semua ketetapan Allah."
Beliau SAW bersabda : "Kalau begitu, kalian benar-benar orang mukmin, demi Tuhan pemilik Ka'bah."

Pengertian yang senada diungkapkan oleh seorang ahli ma'rifat :
1. Sabar dengan tidak mengeluhkan apa pun yang dialami, seperti kesabaran manusia pada umumnya ; ini adalah sabar tingkat tabi'in.
2. Sabar dengan menerima segala ketetapan Allah, seperti kesabaran orang yang tidak mempedulikan masalah duniawi ; ini adalah sabar tingkatan orang-orang zuhud.
3. Sabar dalam pengertian menghadapi semua musibah dengan senang hati karena semuanya itu dari Allah belaka, seperti kesabaran orang-orang yang benar dalam imannya ; ini adalah sabar tingkatan para shidiqqin.

Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW bersabda :
"Sembahlah Allah dengan senang hati. Jika kamu tidak mampu, maka hal yang terbaik bagimu adalah bersikap sabar menghadapi nasib yang tidak kamu sukai."

dikutip dari Nashaaihul 'Ibad karya Imam Nawawi Al-Bantani

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Dah lama ga posting, kayanya sih dah lebih dari sebulan...
Buat temen2 yang gw kenal yang lum dapet SMS, gw mohon maaf lahir batin di sini aje ya... :)

Semoga semua ibadah kite di bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah SWT... Amin..



10 Ramadhan 1429 H / 10 September 2008 M


Rabu, 30 Juli 2008

Minggu yg Berwarna Hitam dan Putih

Yahhh,,,, hari ini lum ada kejelasan gw mau posting apaan,,

Tapi besok2 gw bakalan posting tentang Minggu2 gw yg Berwarna Hitam dan Putih di bulan Juli ini.

Dah dulu ah, waktu nge-netnya dah mau abis...

Sampe besok lagi yaaa.....

Senin, 14 Juli 2008

Bingung...

Teringat kembali saat sekitar 3 minggu yang lalu. Ketika masih mondar-mandir di LA. Menjadi seorang helpdesk yang banyak nangani masalah dan gangguan.

Sekarang, tertanggal 14 Juli 2008 M yang bertepatan pada tanggal 10 Rajab 1429 H, aku hanya mondar-mandir di rumah tak tahu apa yang harus dilakukan. Menunggu... atau bingung akan kehidupanku selanjutnya.

3 minggu lalu, ku masih sempat berhati cerah karena masih memiliki kegiatan di luar rumah. Membantu user yang bermasalah PC atau LAN nya. Atau naik turun buat patroli ke user di LA kalo ada yg butuh bantuan. Bisa ngobrol dan sharing sama mereka. Pokoknya ga begitu bete deh. Bisa dapetin ilmu-ilmu baru yg ga bisa didapetin di sekolah. Yah ibaratnya sekolah ketiga. Yg pertama : sekolah keluarga yaitu di rumah dari semenjak nongol di bumi Allah ampe mati.
Yg kedua : sekolah formal di TK, SD, SMP dan STM sekarang ini.
Yg ketiga : ya dimana lagi kalo bukan di tempat kerja kita dan lingkungannya.

Sekarang, ku hanya luntang-lantung di rumah, kadng-kadang ke sekolah mencari info. Kurang dari seminggu lagi insya allah wisuda. Memang, waktu itu cepet berlalu kalo kita ga ada kerjaan.

Tapi, rezeki dah ada yg ngatur. Sebelum dilahirkan ke dunia pun, tuh rezeki dah ditulis sama Allah SWT. Yah, sekarang yg penting gw harus usaha dulu. Masalah ketentuannya biar Allah yg tau. Sebelumnya, saya ucapkan terimakasih buat semua yg dah bantuin saya baik moral maupun materiil. Tak lupa, buat semua karyawan di LA ATD khususnya bag OpTInya.

by : erpa

Selasa, 24 Juni 2008

Dari seorang teman

Siapakah orang yang sibuk? Orang yang sibuk adalah orang yang mengabaikan akan waktu solatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi
Sulaiman a.s

Siapakah orang yang manis senyumanya? Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang ditimpa musibah lalu dia kata "Inna lillahi wainna illaihi rajiuun." Lalu ! sambilberkata,"Ya Rabbi Aku redha dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir senyuman.

Siapakah orang yang kaya? Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia yang sementara ini.

Siapakah orang yang miskin? Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada, sentiasa menumpuk harta untuk kepuasannya sendiri.

Siapakah orang yang rugi? Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadah dan amal-amal kebaikan.

Siapakah orang yang paling cantik? Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik dan mulia.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas? Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal-amal kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan sejauh mata memandang.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit? Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikkan lalu kuburnya menghimpitnya.

Siapakah orang yang mempunyai akal? Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni syurga kelak karena telah mengunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka.

Jakarta,
Selasa, 19 Jumadil Akhir 1429 H / 24 Juni 2008 M

Rabu, 04 Juni 2008

Hari H

Yah, akhirnya sempet ga sempet saya sempetin juga.

Hari H pun tiba, yaitu hari dimana saya presentasi ke ade2 kelas di bengkel Elektronika.
Tepatnya, hari Khamis tanggal 22 Mei 2008. Sebelumnya, alhamdulillah udah direncanain dengan amat matang namun agak cemas. Soalnya, tadinya saya dah rencanain presentasi berdua tapi batal. Karena dah ga enak ati ma guru pembimbing jadinya hari H itulah saya presentasi juga.

Mulanya sih bingung. Kenapa saya sendirian ? Akhirnya, dapet ide.
saya kan punya sohib n dia orang lagi ga sibuk2 amat dibandingkan temen2 yg masih pada sibuk dengan kerjaannya masing2. Saya maklum sih, makanya bagi yg lagi sibuk sorry ga saya gangguin.

Janjian ma guru pembimbing mau presentasi jam 10an. Jadi, atur strategi jam 8 pagi siapin logistik buat para penonton yg ga lain adalah ade2 kelasku yg lucu2 n imut2. Setelah logistik terbeli, maka kutunggu sohib gw, alhamdulillah dia lagi bener2 ga sibuk n bersedia nemenin saya ke sekolah tercinta, ya memang dia juga niat mau ke sekolahan juga sih.

Jam 9 lebih berangkat ke sekolah dengan membawa sebungkus logistik dan menumpak motor sohib. Ribet juga sih. Alhamdulillah, masih diringankan bebanku dibanding berangkat sendirian menenteng bungkusan ntu.

Sampe di sekolah, rasanya terasa waktu lama banget untuk menunjuk ke arah jam 10. Tapi, sebentar.... bel pun berbunyi menandakan jam 10 telah tiba yang mengisyaratkan agar setiap siswa bersiap menanti pelajaran berikutnya.

Setelah menanti beberapa saat di bengkel, akhirnya giliranku pu tiba. Hati rasanya campur aduk. Bagaimana ga ? saya kan sendiri. Tapi, kuatkan hati.

Akhirnya, setelah meminta izin ma guru pembimbing yg lagi ada urusan sertifikasi saya pun mencari guru lain sebagai pengawas presentasi. Yah paling ga kalo ga ada guru pembimbing langsung ya ada guru perwakilannya.

Presentasi pun dimulai. Karena penontonnya adalah ade2 kelasku yg dah akrab sebelumnya, presentasi yg tadinya bagi sebagian orang cukup menegangkan jadi cukup menarik. Kenapa bisa menarik ? Karena di presentasi itu ga hanya berjalan satu arah, namun dua arah.

Yah paling ga, saya selama ini dah banyak menghadapi orang yg berbagai macam perilakunya, masa presentasi gitu aja ga bisa. Karena materiku masih terasa asing di benak mereka, maka pertanyaan yg muncul adalah tentang bagaimana selama ini saya menghadapi lika liku di tempat saya melaksanakan PSG yaitu di LA (nama saya singkat aja). Yang penting, saya bisa menjawab dengan tenang semua keingintahuan mereka tentang bagaimana bayangan dunia industri itu di mata saya. Saya ceritakan berbagai pengalaman, baik yg enak sampai yg ga enak dii hati.

Tak terasa hampir 2 jam saya presentasi di kelas itu. Melebihi target yg hanya setengah jam saja. Malahan, temen2ku yg lain di minggu berikutnya hanya mendapat jatah masing2 kurang dari setengah jam saja. Puas rasanya telah presentasi. Tinggal melanjutkan pembuatan laporan dan kalau sudah jadi buat hard covernya.

Semoga apa yg kulakukan ini mendapat ridho dari Allah SWT dan semua yg telah mendukung kegiatanku selama ini. Sorry buat kalian yg merasa ditinggal olehku.

Dan setelah cerita ini masih ada satu cerita di ujung kesempatan PSGku di LA.

Untuk diriku, semoga dengan bertambahnya angka di hitungan usia ini semakin menambahkan amalan baikku dan semakin membawaku ke arah pendewasaan. Insya Allah.
Semoga sholawat dan salam selalu tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan pengikutnya hingga akhir zaman.


erpa
Rabu, 29 Jumadil Awwal 1429 H / 4 Juni 2008 M

Rabu, 21 Mei 2008

Hari yang telah dinantikan...


Hari yang kutunggu pun tiba, Selasa 22 Mei 2008 M / 16 Jumaddil Awwal 1429 H.
Apakah bisa kulaksanakan acaraku hari itu ?


Insya Allah... BISA...


Doakan saja semoga lancar tanpa suatu apapun yang kurang.
(Bingung ya ?... hehehehe... besok kalo dah selesai gw jelasin dah.)

Senin, 19 Mei 2008

Ada apa dengan tasku ?

Jum'at 16 Mei 2008 kemaren, gw berangkat dari rumah seperti biasa, yah jam setengah tujuh kurang lebihnya. Berangkat dengan perasaan biasa aja. Sampe di terminal juga ga ada apa apa.

Yang buat bingung tuh kenapa pas gw mau turun dari bis setelah sampe di depan gerbang tempat PKL gw kok ada 2 orang aneh mepet2 di belakang gw. Udah mepet kayaknya iseng pula. Mengapa ? Karena setelah gw turun dari bis, barulah tersadar bahwa tas yang gw gendong terbuka retsletingnya. Nah lo ?!.

Gw kaget. Segera lakukan pengecekan darurat. Alhamdulillah, ga ada yang ilang. Stelah di review lagi. Tadi waktu mepet ke gw, pantesan aja tas gw kok ga bisa gw taik ke arah badan. Gw tengok ke tas, kok ada tas juga yg nempelin. Gw kira sih cuma nyangkut. Tapi ? Nyangkut apanya ?

Ternyata dia siap2 mindahin kalo2 ada barang jarahan dari tas gw. Tapi di tas gw cuma ada Sepasang sendal jepit yg gw slalu bawa buat wudhu, kertas2 yg buat sbagian orang ga berguna dan barang2 yg ga dibutuhkan oleh si copet n friends.

Kamis, 08 Mei 2008

Tips menghadapi autorun Flash Disk


Kebanyakan virus yang beredar akan membuat file Autorun.inf / Desktop.ini / Folder.htt disetiap Drive termasuk di Disket / Flash Disk dengan tujuan agar virus tersebut dapat aktif secara otomatis setiap kali user akses ke Drive tersebut.

Berikut tips yang dapat dilakukan agar skrip tersebut tidak akan dijalankan setiap kali user akses ke Drive tersebut yakni:

Klik [Start]
Klik tombol [Run]
Pada dialog box “Run” ketik “GPEDIT.SMC” kemudian tekan tombol “enter”
Pada layar “Group Policy” klik “Administrative Templates” pada menu “User Configuration
Kemudian klik “System
Pada menu “system” tersebut klik kanan “Turn off Autoplay” kemudian pilih “Properties
Pada layar “Turn off Autoplay properties
Klik tabulasi “Setting
Pilih option “Enable
Pada menu “Turn off Autoplay on” pilih “All Drives
Klik Tombol “Apply
Klik Tombol “OK
Kemudian tutup layar “Group Policy”

Kenapa saya langsung membuat posting ini, meskipun langkah ini saya dapat dari vaksin.com, karena sebelumnya waktu ada seorang rekan meminta USB FDnya dibuka lewat laptop yg saya pakai mengakibatkan drive pada laptop tersebut kalau di klik kanan urutannya dimulai dari autorun bukannya open.


Jakarta, Kamis, 2 Jumadil Awwal 1429 H / 8 Mei 2008 M

Rabu, 07 Mei 2008

Syeikh Arsyad Al-Banjari


Ulama yang Membangun Saluran Irigasi

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (1710-1812) adalah ulama fiqih madzhab Syafi'i pengarang kitab Sabilal Muhtadin yang berasal dari kota Martapura di Tanah Banjar (Kesultanan Banjar), Kalimantan Selatan. Kitabnya yang paling terkenal ini banyak dijadikan rujukan Hukum Fiqih mazhab Syafi'i di Asia Tenggara.

Beliau dilahirkan di desa Lok Gabang pada hari kamis dini hari 15 Shafar 1122 H. bertepatan 19 Maret 1710 M sebagai anak pertama dari keluarga muslim yang taat beragama, yaitu Abdullah dan Siti Aminah. Nama lengkap Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abdur Rahman al-Banjari bin Saiyid Abu Bakar bin Saiyid Abdullah al-'Aidrus bin Saiyid Abu Bakar as-Sakran bin Saiyid Abdur Rahman as-Saqaf bin Saiyid Muhammad Maula ad-Dawilah al-'Aidrus, dan seterusnya sampai kepada Saidina Ali bin Abi Thalib dan Saidatina Fatimah bin Nabi Muhammad SAW.

Kakek Arsyad berhasil mendirikan Kerajaan Mindanao di Filiphina. Ayah Abdullah bernama Abu Bakar (kakek Muhammad Arsyad) adalah Sultan Mindanao. Abdullah pernah pula memimpin pasukan Mindanao dalam peperangan melawan Portugis, kemudian ikut melawan Belanda lalu pindah bersama isterinya ke Banjar (Martapura, Kalimantan).

Sekilas Kelebihan

Pada suatu hari, tatkala Sultan Kerajaan Banjar (Sultan Tahmidullah) mengadakan kunjungan ke kampung-kampung, hingga sampailah sang Sultan ke kampung Lok Gabang. Alangkah terkesimanya Sang Sultan manakala melihat lukisan yang indah dan menawan hatinya. Maka sang Sultan bertanya, siapakah pelukisnya, lalu ia mendapat jawaban bahwa Muhammad Arsyad adalah sang pelukis yang sedang dikaguminya. Mengetahui kecerdasan dan bakat sang pelukis, terbesitlah di hati sultan, sebuah keinginan untuk mengasuh dan mendidik Arsyad kecil di istana. Usia Arsyad sendiri ketika itu baru sekitar tujuh tahun.

Sultanpun mengutarakan keinginan hatinya kepada kedua orang tua Muhammad Arsyad. Pada mulanya Abdullah dan istrinya merasa enggan melepas anaknya tercinta. namun demi masa depan sang buah hati yang diharapkan menjadi anak yang berbakti kepada agama, negara dan orang tua, maka diterimalah tawaran sang sultan. Kepandaian Muhammad Arsyad dalam membawa diri, sifatnya yang rendah hati, kesederhanaan hidup serta keluhuran budi pekertinya menjadikan segenap warga istana sayang dan hormat kepadanya. Bahkan sultan pun memperlakukannya seperti anak kandung sendiri.

Setelah dewasa beliau dinikahkan dengan seorang perempuan sholihah (yang juga) bernama Siti Aminah (Tuan "BAJUT"), seorang perempuan yang ta'at lagi berbakti pada suami sehingga terjalinlah hubungan saling pengertian dan hidup bahagia, seiring sejalan, seia sekata, bersama-sama meraih ridho Allah semata. Ketika istrinya mengandung anak yang pertama, terlintaslah di hati Muhammad Arsyad suatu keinginan yang kuat untuk menuntut ilmu di tanah suci Mekkah. Maka disampaikannyalah hasrat hatinya kepada sang istri tercinta.

Meskipun dengan berat hati mengingat usia pernikahan mereka yang masih muda, akhirnya Siti Aminah mengamini niat suci sang suami dan mendukungnya dalam meraih cita-cita. Maka, setelah mendapat restu dari sultan berangkatlah Muhammad Arsyad ke Tanah Suci mewujudkan cita-citanya. Deraian air mata dan untaian do'a mengiringi kepergiannya.

Di Tanah Suci, Muhammad Arsyad mengaji kepada para ulama terkemuka pada masa itu. Di antara guru beliau adalah Syekh 'Athoillah bin Ahmad al Mishry, al Faqih Syekh Muhammad bin Sulaiman al Kurdi dan al-'Arif Billah Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Samman al-Hasani al-Madani yang merupakan guru Muhammad Arsyad di bidang tasawuf. Di bawah bimbingan gurunya inilah Muhammad Arsyad melakukan suluk dan khalwat, sehingga mendapat ijazah dengan kedudukan sebagai khalifah.

Menurut riwayat dari Khalifah al-Sayyid Muhammad al-Samman, pada waktu itu Indonesia hanya ada empat orang khalifah, yaitu Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (kalimantan), Syekh Abdulk Shomad al-Palembani (Palembang, Sumatera), Syekh Abdul Wahab Bugis (Sulawesi) dan Syekh Abdul Rahman Mesri (Betawi Jawa). Mereka berempat dikenal dengan "Empat Serangkai dari Tanah Jawi" yang sama-sama menuntut ilmu di al-Haramain al-Syarifain.

Muhammad Arsyad belajar di Mekah sekitar 30 tahun dan di Madinah sekitar lima tahun. Sahabatnya yang paling penting yang banyak disebut oleh hampir semua penulis ialah Syeikh `Abdus Shamad al-Falimbani, Syeikh Abdur Rahman al-Mashri al-Batawi dan Syeikh Abdul Wahhab Bugis, yang terakhir ini kemudian menjadi menantunya.

Guru-gurunya

Di antara sekian banyak ulama yang menjadi gurunya, beberapa di antaranya sangat populer, yakni Syeikh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi, Syeikh `Athaullah dan Syeikh Muhammad bin Abdul Karim as-Sammani al-Madani.

Selain belajar kepada ulama-ulama Arab, bersama dengan kawan-kawan seangkatannya, Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari, juga belajar kepada ulama-ulama yang berasal dari NUsantara. Di antara gurunya yang berasal dari Melayu ialah Syeikh Abdur Rahman bin Abdul Mubin Pauh Bok al-Fathani, Syeikh Muhammad Zain bin Faqih Jalaluddin Aceh dan Syeikh Muhammad `Aqib bin Hasanuddin al-Falimbani, dan lain-lain.

Selama belajar di Mekah Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari tinggal di sebuah rumah yang dibeli oleh Sultan Banjar. Rumah tersebut terletak di kampung Samiyah yang disebut juga dengan Barhat Banjar.

Semua ilmu keislaman yang telah dipelajarinya di Mekah dan Madinah mempunyai sanad atau silsilah yang musalsal (bersambung kontinyu tanpa putus. Hal ini cukup jelas seperti yang ditulis oleh Syeikh Yasin Padang dalam beberapa karyanya.

Durasi masa belajar di Mekah dan Madinah yang demikian lama serta banyaknya jumlah pelajaran dan jenis kitab dipelajari, dan kapabilitas ulama tempatnya berguru menjadikan Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari akhirnya menjadi seorang ulama besar tanah Jawi atau dunia Melayu (Nusantara).

Jasa-jasa bagi Bangsa

Setelah sekitar 35 tahun menuntut ilmu di tanah suci, timbullah kerinduannya pada kampung halaman. Pada Bulan Ramadhan 1186 H. bertepatan 1772 M., sampailah Muhammad Arsyad di kampung halamannya kembali, Martapura pusat Kerajaan Banjar pada masa itu. Sultan Tamjidillah (Raja Banjar) menyambut kedatangan beliau dengan upacara adat kebesaran. Segenap rakyat pun mengelu-elukannya sebagai seorang ulama "Matahari Agama" yang cahayanya diharapkan menyinari seluruh Nusantara.

Aktivitas Muhammad Arsyad sepulangnya dari Tanah Suci, dicurahkan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Baik kepada keluarga, kerabat ataupun masyarakat pada umumnya. Bahkan, sultan pun termasuk salah seorang muridnya sehingga ia menjadi raja yang 'alim dan wara'.

Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari adalah seorang ulama yang diakui kehebatannya oleh para ulama setelahnya. Tanda kebesaran jasanya ini selain berupa karya-karya tulisnya yang telah menjadi bagian integral dalam khasanah keilmuan Islam Nusantara juga dapat kita buktikan hingga saat ini melalui jalur irigasi yang dibangunnya bersama warga masyarakat Banjar untuk melancarkan dan meningkatkan produksi pertanian di tanah Banjar. Hingga saat ini manfaat saluran irigasi yang dibangun oleh sang syeikh masih dapat dirasakan oleh penduduk sekitar. Kini saluran irigasi tersebut diberi nama Sungai Datuk uantuk mengenang jasa-jasa beliau.

Dalam menyampaikan ilmunya Syekh Muhammad Arsyad mempunyai beberapa metode yang saling menunjang antara satu dengan yang lainnya. Metode-metode dakwah tersebut adalah :

Dakwah bilhal : Keteladanan yang baik (uswatun hasanah) yang direfleksikan dalam tingkah-laku, gerak-gerik dan tutur kata sehari-hari serta disaksikan secara langsung bersama murid-muridnya.

Dakwah billisan : mengadakan pengajaran dan pengajian yang bisa diikuti siapa saja, baik keluarga, kerabat, sahabat, handai taulan dan seluruh masyarajat secara umum.

Dakwah bilkitabah : menggunakan bakat di bidang tulis-menulis, sehingga lahirlah kitab-kitab yang menjadi pegangan umat.

Karya-karya

Semasa hidupnya, di tengah-tengah perjuangannya berdakwah, Syeikh Arsyad selalu menyempatkan diri untuk menggoreskan tinta demi kesinambungan tersampainya ilmu-ilmu pengetahuan kepada umat sepanjang generasi.

Adapun karya-karya Syeikh Arsyad yang sempat dicatat adalah :

1. Tuhfah al-Raghibin fi Bayani Haqiqah Iman al-Mu'minin wa ma Yufsiduhu Riddah al-Murtaddin, karya pertama, diselesaikan tahun 1188 H./1774 M.
2. Luqtah al-'Ajlan fi al-Haidhi wa al-Istihadhah wa an-Nifas an-Nis-yan, diselesaikan tahun 1192 H./1778 M.
3. Sabil al-Muhtadin li at-Tafaqquhi fi Amri ad-Din, diselesaikan pada hari Ahad, 27 Rabiulakhir 1195 H./1780 M.
4. Risalah Qaul al-Mukhtashar fi ‘Alamatil Mahdil Muntazhar, diselesaikan pada hari Khamis 22 Rabiul Awal 1196 H./1781 M.
5. Kitab Bab an-Nikah.
6. Bidayah al-Mubtadi wa `Umdah al-Auladi
7. Kanzu al-Ma'rifah
8. Ushul ad-Din
9. Kitab al-Faraid
10. Kitab Ilmu Falak
11. Hasyiyah Fathul Wahhab
12. Mushhaf al-Quran al-Karim
13. Fathur Rahman
14. Arkanu Ta'lim al-Shibyan
15. Bulugh al-Maram
16. Fi Bayani Qadha' wa al-Qadar wa al-Waba'
17. Tuhfah al-Ahbab
18. Khuthbah Muthlaqah Pakai Makna.

Meninggalkan banyak sekali keturunan di berbagai belahan Nusantara. Putera-puteri yang ditinggalkan merupakan generasi lintas bangsa karena Syeikh Arsyad memiliki beberapa Istri lintas bangsa. Di antara keturunan-keturunan Beliau banyak sekali yang kemudian menjadi ulama-ulama besar di berbagai bangsa penghuni Nusantara sepereti Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam dan Pattani.

Setelah sekitar 40 tahun mengembangkan dan menyiarkan Islam di wilayah Kerajaan Banjar, akhirnya di Pagar Dalam, pada hari selasa, 6 Syawwal 1227 H. (1812 M.) Allah SWT memanggil kembali Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari ke hadirat-Nya dalam usia 105 tahun. Karena dimakamkan di desa Kalampayan, Beliau juga dikenal dengan sebutan Datuk Kalampayan.

sumber tulisan

Senin, 05 Mei 2008

Inilah Hidup

Jam 04.00 atau lebih gw dah dibangunin ma nyak gw, ga terasa dari mulai mandi ampe mau berangkat ke kantor tempat gw PKL tepatnya jam 06.15 itu juga kurang lebih. Ada aja sejumlah rutinitas yg gw kerjain.

Berangkat ke kantor juga akhirnya setelah semua persiapan selesei. Berjalan melalui pemukiman penduduk yg tergolong amat sangat sederhana ampe2 kalo ada kiriman dari Bogor langsung pada beberes peralatan rumah. Di ujung gang nungguin JT 02 angkot yg slalu jadi kendaraan antar jemput gw semenjak sekolah di STM. Menuju ke Rawamangun yg menjadi terminal bagi bis 973 yg armadanya amat sangat terbatas namun on time. Cuma kadang2 gwnya aja yg berangkatnya kadang pagi, kadang agak siang atau malahan kesiangan. (hehehehe... maklum gantian nunggu kamar mandi dah kaya ngantri sembako...)

Berfikir sambil melihat hape jadul namun masih berfungsi, mau rencana berhentiin bis 973 di mana. Kalo berangkat jam 6 gw bisa dapet bis pertama. Kalo siangan dikit bis kedua. Lah kalo kesiangan bis ketiga yg berangkat jam 1/2 8. Gw bisa berentiin bis 973 dari deket terminal atau dari perempatan RS. Persahabatan atau bisa jadi di deket STM. Nah kalo merasa dah ketinggalan ya udah langsung ke terminal aja dah. Enak sih kalo dari terminal, dah dapet duduk di pinggir sambil lihat2 pemandangan di luar bis, enak pula buat baca2 buku yg dah gw beli di Islamic Book Fair bulan Maret kemaren.

Kalo ga baca yah gw coba liat2 jalanan ibukota yg semakin semrawut gara2 si Komo lewat. Eh bukan deng, yg pasti sih kuantitas kendaraan bermotor yg muncul ga berbanding lurus dengan jalanan ibukota yg segitu-gitu aja (coba untuk mengingat rumus2 matematika yg mulai terupakan...) Mestinya kalo pagi hari itu udara bagus untuk kesehatan, eh malah bisa bikin penyakitan.

Mulai dari terminal mencoba membuka lembaran demi lembaran buku2 yg dah gw bawa. kalo dah bosen... hhhmmmm ya tinggal pejamkan mata sambil menyandarkan kepala ke kusi yg empuk tapi buka nyardarin kepala ke kanan atau ke kiri yg ada mba2. Tau2 dah sampe di Taman Suropati, nah kalo dah sampe di sini ga boeh tidur lagi, harus waspada, bisa2 gw malah ke Tanah Abang.

Dah sampe di tujuan, gw langsung siap2 dipanggil para user yg butuh pertolongan. Baru aja dateng kok tau2 dah ada yg nyariin. Emang dasarnya kalo PKL di tempat gw bener2 bisa jadi orang terkenal. Gw jadi inget ada seorang user yg ngomong ma gw kalo gw bisa jadi orang terkenal di sini meskipun PKL. Yaiyalah, gw sekarang bisa ngerti maksud mba itu. Pada dasarnya, gw terkenal karena gw di sini kerjaannya menyelesaikan gangguan pada PC atau koneksi jaringannya si user. Pasti ada aja tiap hari.

Meskipun gitu, gw bersyukur bisa PKL di tempat yg bisa dibilang perusahaan yg handal di bidangnya. Paling ga, ada ilmu yg bisa bener2 gw ambil dari sini. Setahun, waktu yg gw ajuin buat.

Lebih lanjut --- kapan2 gw lanjutin lagi deh ---

Pulang dulu ah dah malem

Jumat, 11 April 2008

Tiga Hal yang Tiada Dapat Tercapai kecuali dengan Izin Allah SWT

Tiga Hal yang Tiada Dapat Tercapai kecuali dengan Izin Allah SWT

Abu Bakar Ash Shiddiq ra. berkata :
"Tiga hal yang tidak bisa dicapai dengan tiga hal lainnya semata-mata (melainkan dengan izin Allah) :
1. Kekayaan tidak bisa dicapai dengan cita-cita semata.
2. Keremajaan tidak bisa dicapai dengan disemir semata.
3. Kesehatan tidak bisa dicapai dengan obat-obaatan semata."

Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa kekayaan tidak bisa dicapai dengan cita-cita melainkan karena anugrah Allah SWT semata. Keremajaan tidak bisa dikembalikkan dengan menyemir uban dan tindakan lainnya sebab berkaitan dengan usia, sedang usia berkaitan dengan zaman dan zaman itu tidak bisa dimundurkan. Begitu pula halnya dengan kesehatan, ia tidak dapat diraih dengan memakai obat-obatan bila orang yang bersangkutan jatuh sakit, melainkan orang yang menyembuhkannya pada hakikatnya adalah Allah SWT semata.

Dikutip dari buku Nashaaihul 'Ibaad karya Imam Nawawi Al-Bantani

Jumat, 04 April 2008

Hikmah Cinta Yahya bin Mu'adz

Berkatalah seorang Yahya bin Mu'adz ra. tentang rasa cinta kepada Rabbul 'Alamin

Kesenangan cinta
adalah karena ingin tetap bersama dengan yang dicintainya
Kami merasa heran dengan orang yang selalu mencela
orang yang sedang dimabuk cinta
padahal selama hidupku
aku hanya cinta kepada Allah dan merindukan-Nya
Aku duduk dan aku berdiri, hanya karena Dia sepanjang hidupku


Jiwa orang yang cinta selalu memperhatikan yang dicintainya
dan hatinya terasa hancur karena kecintaannya
Kebanggaan orang yang dimabuk cinta
ialah apabila malam hari yang dilaluinya
hanya bersama dengan yang dicintainya
tempat ia mengadu dan mencurahkan isi hatinya
Dia berdiri di mihrab mengadukan kesusahannya
sedang hatinya penuh gelora cinta kepadanya


Aku mati karena penyakitku yang tidak kutemukan obat untuknya
dan pula tidak ada jalan keluar dari musibah yang menimpaku
Apabila penyakit seorang hamba adalah cinta kepada yang merajainya
maka tiada seorang tabib pun yang dapat mengobatinya selain Dia


Aku merasa puas dengan Tuhanku sebagai pengganti dan
penghibur dari segala sesuatu yang tidak aku inginkan selain Dia
Betapa rindu hati ini kepada Penguasa yang selalu melihatku
dalam semua gerak - gerikku
sedang aku tidak dapat melihat-Nya


Aku tidak menyerahkan diriku kepada penyakit dengan dosa
supaya membinasakannya
melainkan karena aku mengetahui
bahwa bertemu kekasih akan menghidupkannya
Jiwa orang yang dimabuk cinta
tahan menghadapi berbagai rasa sakit
Barangkali pada suatu hari nanti rasa sakitnya dapat terobati


Biarkanlah aku membujuk kecintaanku dari semua sisi
karena aku tidak dapat menemukan jalan lari darinya
Dia telah membebankan pada seluruh anggota tubuhku
hal-hal yang tidak sanggup dipikulnya
karena rahasiamu
tersembunyi di dalam rongga tubuhku

Demikianlah seorang Yahya bin Mu'adz mengutarakan rasa cintanya.
Dikutip dari Buku Siyaathul Quluub karya Dr. 'Aidh bin 'Abdullah Al - Qarni.

Kamis, 13 Maret 2008

Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW


Alhamdulillah, kita telah tiba di bulan Rabi'ul Awwal lagi, bulan yang lebih dikenal dengan sebutan bulan mulud atau maulid di masyarakat Jawa.
Nih, saya coba jelaskan seputar masalah maulid Nabi Muhammad SAW yang saya kutip dari websitenya NU.

Memang Rasulullah SAW tidak pernah melakukan seremoni peringatan hari lahirnya. Kita belum pernah menjumpai suatu hadits/nash yang menerangkan bahwa pada setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal (sebagian ahli sejarah mengatakan 9 Rabiul Awwal), Rasulullah SAW mengadakan upacara peringatan hari kelahirannya. Bahkan ketika beliau sudah wafat, kita belum pernah mendapati para shahabat r.a. melakukannya. Tidak juga para tabi`in dan tabi`it tabi`in.

Menurut Imam As-Suyuthi, tercatat sebagai raja pertama yang memperingati hari kelahiran Rasulullah saw ini dengan perayaan yang meriah luar biasa adalah Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (l. 549 H. - w.630 H.). Tidak kurang dari 300.000 dinar beliau keluarkan dengan ikhlas untuk bersedekah pada hari peringatan maulid ini. Intinya menghimpun semangat juang dengan membacakan syi’ir dan karya sastra yang menceritakan kisah kelahiran Rasulullah SAW.

Di antara karya yang paling terkenal adalah karya Syeikh Al-Barzanji yang menampilkan riwayat kelahiran Nabi SAW dalam bentuk natsar (prosa) dan nazham (puisi). Saking populernya, sehingga karya seni Barzanji ini hingga hari ini masih sering kita dengar dibacakan dalam seremoni peringatan maulid Nabi SAW.

Maka sejak itu ada tradisi memperingati hari kelahiran Nabi SAW di banyak negeri Islam. Inti acaranya sebenarnya lebih kepada pembacaan sajak dan syi`ir peristiwa kelahiran Rasulullah SAW untuk menghidupkan semangat juang dan persatuan umat Islam dalam menghadapi gempuran musuh. Lalu bentuk acaranya semakin berkembang dan bervariasi.

Di Indonesia, terutama di pesantren, para kyai dulunya hanya membacakan syi’ir dan sajak-sajak itu, tanpa diisi dengan ceramah. Namun kemudian ada muncul ide untuk memanfaatkan momentum tradisi maulid Nabi SAW yang sudah melekat di masyarakat ini sebagai media dakwah dan pengajaran Islam. Akhirnya ceramah maulid menjadi salah satu inti acara yang harus ada, demikian juga atraksi murid pesantren. Bahkan sebagian organisasi Islam telah mencoba memanfaatkan momentum itu tidak sebatas seremoni dan haflah belaka, tetapi juga untuk melakukan amal-amal kebajikan seperti bakti sosial, santunan kepada fakir miskin, pameran produk Islam, pentas seni dan kegiatan lain yang lebih menyentuh persoalan masyarakat.

Kembali kepada hukum merayakan maulid Nabi SAW, apakah termasuk bid`ah atau bukan?

Memang secara umum para ulama salaf menganggap perbuatan ini termasuk bid`ah. Karena tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah saw dan tidak pernah dicontohkan oleh para shahabat seperti perayaan tetapi termasuk bid’ah hasanah (sesuatu yang baik), Seperti Rasulullah SAW merayakan kelahiran dan penerimaan wahyunya dengan cara berpuasa setiap hari kelahirannya, yaitu setia hari Senin Nabi SAW berpuasa untuk mensyukuri kelahiran dan awal penerimaan wahyunya.

عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الْإِثْنَيْنِ فَقَالَ” : فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ . رواه مسلم

Dari Abi Qotadah al-Anshori RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari senin. Rasulullah SAW menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku.” (H.R. Muslim)

Kita dianjurkan untuk bergembira atas rahmat dan karunia Allah SWT kepada kita. Termasuk kelahiran Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat kepada alam semesta. Allah SWT berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.’ ” (QS.Yunus:58).

Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari. Hadits itu menerangkan bahwa pada setiap hari senin, Abu Lahab diringankan siksanya di Neraka dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Hal itu dikarenakan bahwa saat Rasulullah saw lahir, dia sangat gembira menyambut kelahirannya sampai-sampai dia merasa perlu membebaskan (memerdekakan) budaknya yang bernama Tsuwaibatuh Al-Aslamiyah.

Jika Abu Lahab yang non-muslim dan Al-Qur’an jelas mencelanya, diringankan siksanya lantaran ungkapan kegembiraan atas kelahiran Rasulullah SAW, maka bagaimana dengan orang yang beragama Islam yang gembira dengan kelahiran Rasulullah SAW?

HM Cholil Nafis MA
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il (LBM) PBNU

sumber tulisan

Selasa, 11 Maret 2008

K.H. Turaichan Kudus


Guru para Ahli Falak Indonesia


Penanggalan adalah alat ukur yang disepakati oleh setiap orang sebagai penentu kejadian-kejadian di sekeliling mereka. Karena masyarakat Indonesia mengenal dua jenis penanggalan, yakni penanggalan Qomariyah (berdasarkan edar Bulan) dan Syamsiyah (berdasarkan edar Matahari), maka menjadi cukup pelik untuk menyatukan keduanya.


Kepelikan ini dikarenakan penanggalan Qomariyah memiliki dua metode penentuan, yakni metode hisab (hitungan) dan rukyah (melihat) langsung wujud hilal (bulan sabit). Karena penanggalan Islam (syariah) didasarkan pada penanggalan Qomariyah maka tentu saja segala peristiwa-peristiwa keagamaan ditentukan berdasarkan penanggalan Qomariyah. Artinya jadwal dapat ditentukan dengan dua metode penentuan waktu pada sistem penanggalan ini. Padahal hasil dari masing-masing metode seringkali berbeda. Perangkat keilmuan yang digunakan untuk menentukan jadwal penanggalan syar’i inilah yang disebut sebagai ilmu falak. Maka tokoh-tokoh ilmu dan pengambil keputusan jadwal-jadwal penanggalan syar’i juga kemudian desebut sebagai ahli falak.

Ketika terjadi peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan keagamaan masyarakat dengan hasil penentuan yang berbeda, maka umat pun biasanya menjadi terpecah, karena masing-masing pihak memiliki argumen dan landasan hukum yang biasanya juga dianggap sama-sama kuat dan valid.

Perselisihan menjadi semakin komplek manakala masing-masing pihak yang berbeda pendapat lebih mengedepankan ego masing-masing kelompoknya. Perbedaan penentuan ini kemudian menjadi semakin meruncing karena dianggap sebagai perbedaan akidah. Kondisi demikian ini terus berlarut-larut terjadi dalam kehidupan umat Islam Indonesia.

Di tengah kondisi yang demikian, tentu umat membutuhkan panutan yang dapat mereka ikuti. Seorang figur yang dapat mempertanggungjawabkan pendapatnya serta tidak menimbulkan persengketaan berkepanjangan dan bertele-tele. Singkatnya, umat membutuhkan seorang pemimpin yang mampu mengayomi dan meredam konflik.

Dalam hal ini, umat Islam Nusantara memilik salah seorang tokoh falak dari kota Kudus Jawa Tengah yang cukup mumpuni dan layak diteladani. Beliau adalah KH. Turaichan Adjhuri Asy-Syarofi, yang semasa hidupnya dipercayai menjadi Ketua Markas Penanggalan Jawa Tengah.

Ulama kelahiran Kudus, 10 Maret 1915 ini adalah putera Kiai Adjhuri dan Ibu Nyai Sukainah. Terlahir di lingkungan agamis kota santri, sebagai anak yang membekali dirinya dengan belajar melaui sistem tradisional masyarakat yang telah turn-temurun dijalani keluarga dan teman-teman di sekitarnya. Mengaji pada para Kiyai dan ulama di sekitar tempat tinggalnya dan memulai pendidikan formal di daerah setempat tanpa mengurangi menimba ilmu dalam sistem tradisional. Satu hal yang menjadi ciri Mbah Tur, Sapaan akrabnya, dibanding tokoh-tokoh dari daerah lain adalah bahwa Beliau tidak pernah mondok di sebuah pesantren sebagai santri yang diasramakan. Meski sebenarnya hal ini lazim bagi para ulama di daerah asalnya, namun tidaklah demikian halnya dengan para ulama yang berasal dari daerah-daerah Nusantara lainnya.

Kiai Turaichan hanya mengenyam pendidikan formal selama dua tahun saja, yakni ketika berusia tiga belas hingga lima belas tahun. Tepatnya di Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus pada kisaran tahun 1928 M. yakni sejak madrasah tersebut didirikan. Namun karena kemampuannya yang melebihi rata-rata, maka beliau justru diperbantukan untuk membantu palaksanaan belajar mangajar. Namun demikian Beliau tetap melanjutkan menuntut ilmu dalam garis tradisional (non formal).

Sejak mulai mengajar di Madrasah TBS Kudus inilah, Kiai Turaichan mulai aktif di dunia pergerakan. Dalam arti Beliau mulai melibatkan diri dalam dunia dakwah kemasyarakatan dan diskusi-diskusi ilmiah keagamaan. Mulai dari tingkat terendah di kampung halaman sendiri, hingga tingkat nasional.

Sejak saat itu pula Beliau mulai turut aktif terlibat dalam forum-forum diskusi Batsul Masail pada muktamar-muktamar NU. Kecerdasan dan Keberaniannya mengungkapkan argumen telah terlihat sejak awal keterlibatannya dalam forum-forum tersebut. Ia tanpa segan-segan mengungkapkan pendapatnya di depan siapa pun tanpa merasa pekewuh jika pendapatnya berbeda dengan pendapat ulama-ulama yang lebih senior, seperti KH. Bisri Sansuri dari Pati yang kemudian mendirikan Pesantren Denanyar Jombang.

Kiprahnya Mbah Tur juga telihat dalam dunia politik di tingat pusat. Beberapa kali Kiai Turaichan ditunjuk menjadi panitia Ad Hoc oleh pimpinan Pusat Partai NU. Sementara di daerahnya sendiri, tercatat Beliau menjadi Rais Syuriyah Pimpinan Cabang. Pernah juga dipercaya menjadi qodhi (hakim) pemerintah pusat pada tahun 1955-1977 M.

Namun spesifikasi keilmuan yang menjadikannya sedemikian populer dan kharismatis adalah di bidang falak. Hal ini dikarenakan Kiai Turaichan sedemikian teguh dalam memegang pendapatnya. Beliau tergabung dalam tim Lajnah Falakiyyah PBNU. Beberapa kali terlibat silang pendapat dengan pendapat ulama-ulama mayoritas, namun ia tetap kukuh mempertahankan pendapatnya. Terbukti kemudian, pendapat-pendapatnya lebih banyak yang sesuai dengan kenyataan. Hal inilah yang membuat kharisma dan kealiman serta ketelitian Beliau semakin diperhitungkan. Hingga Kiai Turaichan kemudian lebih dikenal sebagai ahli falak yang sangat mashur di Indonesia, dan mempunyai banyak murid menekuni ilmu falakiyah hingga sekarang.

Selanjutnya, Mbah Tur tidak pernah absen dalam muktamar-muktamar NU, kecuali sedang udzur karena kesehatan. Belakangan, ketika terjadi perubahan asas dasar NU dari asas Ahlussunnah wal Jamaah menjadi asas Pancasila, Mbah Tur menyatakan mufaroqoh (memisahkan diri) dari Jamiyyah (keorganisasian NU).

Hal yang menarik di sini adalah, meski telah menyatakan mufaroqoh secara keorganisasian namun Beliau tetap dipercaya sebagai Rais Suriyah di tingkat Cabang. Sedangkan untuk tingkat Pusat Kiai Turaichan memang tidak lagi aktif seperti dahulu. Karenanya, Kiai Turaichan kemudian mempopulerkan istilah ”Lokalitas NU” yang berarti tetap setia untuk eksis memperjuangkan Jam’iyyah NU dalam skala lokal, yakni di NU cabang Kudus saja. Untuk tingkat yang lain (lebih tinggi), Beliau telah menyatakan mufaroqoh. Bahkan seringkali Beliau juga seringkali memiliki pendapat-pendapat falakiyah (penetapan tanggal suatu kejadian yang berbeda dengan garis kebijakan PBNU, dan karena telah menyatakan mufaroqoh, maka beliau tidak merasa terikat oleh keputusan apa pun yang dibuat oleh PBNU.

Kendati demikian, Kiai Turaichan tetap menjalin hubungan yang baik dengan pihak-pihak yang sering menolak keputusannya. Bahkan Beliau selalu bersikap akomodatif kepada pemerintah, walaupun pemerintah pernah beberapa kali mencekalnya karena mengeluarkan pernyataan berbeda dengan pemerintah perihal penentuan awal bulan Syawal. Termasuk akan menyidangkannya ke pengadilan pada tahun 1984, ketika menentang perintah pemerintah untuk berdiam diri di rumah saat terjadi gerhana Matahari total pada tahun tersebut. Alih-alih menaati, Beliau justru mengajak untuk melihat peristiwa tersebut secara langsung dengan mata kepala telanjang.

Pada waktu terjadi peristiwa gerhana Matahari total tersebut, Mbah Tur memberi pengumuman kepada umat Muslim di Kudus, bahwa gerhana Matahari total adalah fenomena alam yang tidak akan menimbulkan dampak (penyakit) apapun bagi manusia jika iengin melihatnya, bahkan Allah-lah yang memerintahkan untuk melihatnya secara langsung. Hal ini dikarenakan redaksi pengabaran fenomena yang menunjukkan keagungan Allah ini difirmankan oleh Allah menggunakan kata ”abshara”. Artinya, perintah melihat dengan kata ”abshara” adalah melihat secara langsung dengan mata, bukan makna denotatif seperti mengamati, meneliti dan lain-lain, meskipun memang ia dapat berarti demikian secara lebih luas.

Pada hari terjadinya gerhana matahari total di tahun tersebut, Kiai Turaichan tengah berkhutbah di Masjid al-Aqsha, menara Kudus. Tiba-tiba di tengah-tengah Beliau berkhutbah, Beliau berkata kepada seluruh jamah yang hadir, ”Wahai Saudara-saudara, jika Kalian tidak percaya, maka buktikan. Sekarang peristiwa yang dikatakan menakutkan, sedang berlangsung. Silahkan keluar dan buktikan, bahwa Allah tidak menciptakan bala’ atau musibah darinya. Silahkan. Keluar dan saksikan secara langsung!” Maka, para Jamaah pun lantas segera berhamburan keluar, menenagadah ke langit dan menyaksikan secara langsung dengan mata kepala telanjang terjadinya gerhana Matahari total.

Setelah beberapa saat, para jamaah kembali ke tempatnya semula, acara khutbah khushufusy Syamsy pun dilanjutkan dan tidak terjadi suatu musibah apa pun bagi mereka semua. Namun karena keberaniannya ini, Kiai Turaichan harus menghadap dan mempertanggungjawabkan tindakannya di depan aparat negara yang sedemikian represif waktu itu. Meski demikian sama sekali Kiai Turaichan tidak menunjukkan tabiat mendendam terhadap pemerintah.

Bahkan hingga menjelang akhir hayatnya pada 20 Agustus 1999, Mbah Tur termasuk ulama yang sangat antusias mendukung undang-undang pencatatan nikah oleh negara yang telah berlaku sejak tahun 1946 tersebut. Beliau sangat getol menentang praktik-praktik nikah Sirri atau di bawah tangan. Menurutnya, selama hukum pemerintah berpijak pada kemaslahatan umat dan tidak bertentangan dengan syariat Islam, maka wajib bagi seluruh umat muslim yang menjadi warga negara Indonesia untuk menaatinya. Artinya pelanggaran atas suatu peraturan (undang-undang) tersebut adalah juga dihukumi sebagai kemaksiatan terhadap Allah. Demikian pun menaatinya, berarti adalah menaati peraturan Allah. (Syaifullah Amin)

Selasa, 04 Maret 2008

Katalog Acara Islamic Book Fair 1429 H

Bingung minggu ini ndak ada tujuan yang enak buat jalan2 ???
Mendingan ke Islamic Book Fair aja...

Selain dapet enak jalan2, bisa nambah ilmu agama juga kok...
Ga percaya ??? Coba deh beli salah satu buku yang ditawarkan di sana... ( sesuaikan dengan alokasi dana yang ente bawa ...)

Mau ???
Dateng aja ke Istora Senayan...
Nih gw kasih katalog acaranya selama dibuka yee...


Sabtu, 1 Maret 2008

10.00-12.00 Pembukaan 7th Islamic Book Fair (Panggung Utama)
Hiburan Debu
13.00-15.00 25 Tahun Mizan Menjelajah Semesta (Panggung Utama)
Bersama: Asma Nadia, dkk.
13.00-15.00 Bedah Buku “Muhammad Saw Super Leader Super Manager” (Ruang Anggrek)
Pembicara: Dr. M. Syafii Antonio
16.00-18.00 Bedah Buku “Oktober 2015 Imam Mahdi akan Datang” (Panggung)
Pembicara: Ir. Sayuti Asatiri (Wakil Komisi II DPR)
19.00-21.00 Talkshow bersama K.H Abu Bakar Baasyir & Abu Jibriel (Panggung)

Ahad, 2 Maret 2008
10.00-12.00 Bedah Buku “Hikayat Doa” (Panggung)
Pembicara: Syu’bah Asa, KH. Abdurrahman Wahid, Chaerul Umam
10.00-12.00 Talk Show ” Mengungkap Konspirasi Asing di balik Aliran Sesat” (Ruang Anggrek)
Bersama: Munarman SH (Mantan Ketua YLBHI) Muhammad Al Kahththath (Sekjen FUI) Prof. DR. Nasarudin Umar* (Dirjen Bimas Islam)
13.00-15.00 Bedah Buku ” Mossad Behind Every Conspiracy” (Panggung)
Bersama Herry Nurdi
13.00-15.00 Bedah Buku “Magnet Muhammad” (Ruang Anggrek)
Pembicara: Bambang Trimansyah
16.00-18.00 Bedah Buku ” Kebebasan Financial” (Panggung)
Pembicara: Ahmad Gozali
19.00-21.00 Bedah Buku “The Power of Al-Fatihah” (Panggung)
Pembicara: Prof. DR. Ir. M. Amin Aziz

Senin, 3 Maret 2008
08.30-12.00 Field Trip SD & TK (Ruang Anggrek & Outdoor)
10.00-12.00 Talk Show “Khilafah Centre” (Panggung)
13.00-15.00 Talk Show Bank Syariah Mandiri (Panggung)
13.00-15.00 Talk Show ” Marketing Strategi” (Ruang Anggrek)
Pembicara: Fredy Rangkuti
16.00-18.00 Talk Show “Ukhuwah Membangun Kemandirian Umat” (Panggung)
Pembicara: DR. Hidayat Nurwahid. MA (Ketua MPR) Prof. DR. Nasarudin Umar
16.00-18.00 Bedah Buku “Hukum Waris” (Ruang Anggrek)
Pembicara: Subhan Nurmahmudi & Boby Herwibowo
19.00-21.00 Talk Show “Smart Healing, Kiat Hidup Sehat Menurut Nabi”
Bersama: Dr. Mohammad Ali Toha Assegaf, Sandrina Malakiano

Selasa, 4 Maret 2008
10.00-12.00 Diskusi dan Demo Interaktif : SEFT (Panggung)
Bersama : Ahmad Faiz
08.30-12.00 Field Trip TK & SD (Ruang Anggrek & Outdoor)
13.00-15.00 Soft Launching Format Baru Majalah Sabili (Panggung)
13.00-15.00 Seminar “Copyright”
16.00-18.00 Talk Show “Ukhuwah Membangun Kemandirian Umat dalam Politik” (Panggung)
Bersama: Anis Baswedan, Ph.D
16.00-18.00 Talk Show “Mengenal Allah dengan Cinta” (Ruang Anggrek)
Bersama: Ummu Ghaida Muthmainnah & Ira Istadi
19.00-21.00 Talk Show “Debu” (Panggung), Bersam Grup DEBU

Rabu, 5 Maret 2008
10.00-12.00 Tausiyah oleh Syekh Muhammad Sayid Sabiq (Penulis Buku Fiqih Sunnah) - Panggung
08.30-12.00 Field Trip TK & SD (Ruang Anggrek & Outdoor)
13.00-15.00 Talk Show “Ukhuwah Membangun Kemandirian Umat dalam Pendidikan” (Panggung)
Pembicara: Prof. DR. Arief Rachman M.Pd & Setia Darma Majid
16.00-18.00 Talk Show Majalah Gontor (Panggung)
Bersama: K.H Abdullah Syukri Zarkasy
16.00-18.00 Peluang Promosi di Media Cetak (Ruang Anggrek)
Bersama: Irwan Kelana (Wartawan Republika)
19.00-21.00 Semifinal Festival Nasyid (Panggung)

Kamis, 6 Maret 2008
10.00-12.00 Bedah Buku “Perspektif Islam dalam Kristologi” (Panggung)
Bersama: Ust. Solichan & Adian Husaeni MA.*
08.30-12.00 Field Trip TK & SD (Ruang Anggrek & Outdoor)
13.00-15.00 Bedah Buku “Aisyah & Maisyah” (Persiapan Keuangan Menuju Pelaminan) - Panggung
Bersama: Ahmad Gozali
16.00-18.00 Talk Show “Menggapai Mimpi bersama Laskar Pelangi” (Panggung)
Bersama: Andrea Hirata
16.00-18.00 Training Insight “Membangun Pribadi Sukses & Launching CD Interaktif Insight” (Ruang Anggrek)
Bersama: BS Wibowo
19.00-21.00 Semifinal Festival Nasyid (Panggung)

Jum’at, 7 Maret 2008
10.00-12.00 Talk Show “Majalah Ummi & Annida”
Bersama: Ust. Yusuf Mansyur (Panggung)
13.00-15.00 Bedah Buku “Nazharat Fi Risalah Ta’lim” (Panggung)
Bersama: Ust. Faridh Dhofir & Muhammad. Syamlan

13.00-15.00 Bedah Buku “Bercermin kepada Bening” (Panduan Taubat untuk Wanita) – Ruang Anggrek
Bersama: Anneke Putri
16.00-18.00 Bedah Buku “Misteri Masa Kelam Islam dan Kemenangan Perang Salib” (Panggung)
Bersama: Adian Husaeni MA. & Asep Sobari Lc.
16.00-18.00 Bedah Buku “Nabi-nabi Palsu dan Para Penyesat Agama” (Ruang Anggrek)
Bersama: Hartono Ahmad Jaiz & Ust. Kholil Ridwan (MUI)
19.00-21.00 Tafsir Imam Syafi’i (Panggung)
Bersama: Syeikh Ahmad Mustafa Al- Farran

Sabtu, 8 Maret 2008
10.00-12.00 Bedah Buku Rame-rame “Kelompok Penerbit Pro-U Media” (Panggung)
Bersama: Salim A Fillah, M. Fauzil Adhim, Fatan Fantastic,
Budi Hartono, Mas Udik Abdulah, Nazip Masykur
13.00-15.00 Talk Show Penerbit Zikrul Hakim (Panggung)
13.00-15.00 Training “Speed Reading & Launching CD Interaktif Speed Reading” (Ruang Anggrek)
Bersama: Erwin Kurnia Wijaya S.Pd
16.00-18.00 Bedah Buku “Eramuslim Digest” (Panggung)
Bersama: Rizki Ridyasmara
16.00-18.00 Launching Film Ayat-ayat Cinta (Ruang Anggrek)
Bersama: Artis-artis Film Ayat-ayat Cinta
19.00-21.00 Grandfinal Festival Nasyid (Panggung)

Ahad, 9 Maret 2008
10.00-12.00 Talk Show ESQ “Kids & Parenting (Panggung)
Trainer ESQ Kids & Ibunda Ari Ginanjar
10.00-12.00 Talk Show “Bismillah Aku Berjilbab” (Ruang Anggrek)
Ustz. Dedeh Rosyidah (Mamah Dedeh) & Cici Tegal
13.00-15.00 Bedah Buku “Aisyah the True Beauty” (Panggung)
Bersama Marissa Haque
13.00-15.00 Bedah Buku “30 Shirah Tokoh Wanita Thabi’in” (Ruang Anggrek)
Bersama: Ust. Faridh Dhofir, Ustz Siti Fathiyah Khotib. Lc, MA.
16.00-18.00 Konser Nasyid Akbar & Musikalisasi Puisi (Panggung)
Bersama: Shoutul Harokah, Ar Ruhul Jadid, Izzatul Islam, Thaufail Al Ghifari, Ust. Jambary, Taufik Ismail, I.R. A, Samurai Syuhada
16.00-18.00 Ilusi Demokrasi (Ruang Anggrek), bersama Zaim Saidi
18.15-19.00 Pengumuman Stand Terbaik (Panggung)
19.00-21.00 Tausyiah “Ukhuwah Membangun Kemandirian Umat” (Panggung)
Bersama: KH Abdullah Gymnastiar

Pameran dibuka setiap harinya pada :
Hari / Tanggal : Sabtu, 1 Maret 2008 M s.d. Ahad, 9 Maret 2008 H
Pukul : 10.00 s.d. 21.00 WIBB

Senin, 03 Maret 2008

Syeikh Nawawi Al Bantani



Para Ulama Makkah pun Berguru padanya



Kemasyhuran dan nama besar Syeikh Nawawi al-Bantani kiranya sudah tidak perlu diragukan lagi. Melalui karya-karyanya, kira-kira mencapai 200-an kitab, ulama kelahiran Kampung Tanara, Serang, Banten, 1815 M ini telah membuktikan kepada dunia Islam akan ketangguhan ilmu ulama-ulama Indonesia.

Para ulama di lingkungan Masjidil Haram sangat hormat kepada kealimannya. Bahkan ketika Syeikh Nawawi berhasil menyelesaikan karyanya Tafsir Marah Labid, para ulama Mekkah serta merta memberikan penghormatan tertinggi kepadanya. Pada hari yang telah ditentukan para ulama Mekah dari berbagai penjuru dunia mengarak Syeikh Nawawi mengelilingi Ka`bah sebanyak tujuh kali sebagai bukti penghormatan mereka atas karya monumentalnya itu.

Nama Imam Nawawi begitu dominan, terutama dalam lingkungan ulama-ulama Syafi'iyah. Beliau sangat terkenal kerana banyak karangannya yang dikaji pada setiap zaman dari dahulu sampai sekarang. Nama ini adalah milik Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syirfu an-Nawawi yang dilahirkan di Nawa sebuah distrik di Damaskus Syiria pada bulan Muharram tahun 631 H.

Pada penghujung abad ke-18 lahir pula seseorang yang bernama Nawawi di Tanara, Banten. Nama lengkapnya adalah Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar ibnu Arabi bin Ali al-Jawi al-Bantani. Anak sulung seorang ulama Banten, lahir pada tahun 1230 H/1814 M di Banten dan wafat di Mekah tahun 1314 Hijrah/1897 Masehi.

Ketika kecil, sempat belajar kepada ayahnya sendiri, kemudian memiliki kesempatan belajar ke tanah suci. Datang ke Mekah dalam usia 15 tahun dan meneruskan pelajarannya ke Syam (Syiria) dan Mesir. Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Imam Nawawi mengembara keluar dari Mekah kerana menuntut ilmu hingga kembali lagi ke Mekah. Keseluruhan masa tinggal di Mekah dari mulai belajar, mengajar dan mengarang hingga sampai kemuncak kemasyhurannya lebih dari setengah abad lamanya.

Karena Syeikh Nawawi yang lahir di Banten ini juga memiliki kelebihan yang sangat hebat dalam dunia keulamaan melalui karya-karya tulisnya, maka kemudian ia diberi gelar Imam Nawawi kedua (Nawawi ats-Tsani). Orang pertama memberi gelar ini adalah Syeikh Wan Ahmad bin Muhammad Zain al-Fathani. Gelar ini akhirnya diikuti oleh semua orang yang menulis riwayat ulama asal dari Banten ini. Sekian banyak ulama dunia Islam sejak sesudah Imam Nawawi pertama, Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syirfu (wafat 676 Hijrah/1277 Masehi) hingga saat ini, belum pernah ada orang lain yang mendapat gelaran Imam Nawawi kedua, kecuali Syeikh Nawawi yang kelahiran Banten (Imam Nawawi al-Bantani).

Meskipun demikian masyhurnya nama Nawawi al-Bantani, namun Beiau adalah sosok pribadi yang sangat tawadhu’. Terbukti kemudian, meskipun Syeikh Nawawi al-Bantani diakui alim dalam semua bidang ilmu keislaman, namun dalam dunia tarekat para sufi, tidak pernah diketahui Beliau pernah membaiat seorang murid pun untuk menjadi pengikut thariqah. Hal ini dikarenakan, Syeikh Ahmad Khathib Sambas (Kalimantan), guru Thariqah Syeikh Nawawi al-Bantani, tidak melantiknya sebagai seorang mursyid Thariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah. Sedangkan yang dilantik ialah Syeikh Abdul Karim al-Bantani, sepupu Syeikh Nawawi al-Bantani, yang sama-sama menerima thariqat itu dari Syeikh Ahmad Khathib Sambas. Tidak diketahui secara pasti penyebab Nawawi al-Bantani tidak dibaiat sebagai Mursyid. Syeikh Nawawi al-Bantani sangat mematuhi peraturan, sehingga Beliau tidak pernah mentawajuh/membai'ah (melantik) seorang pun di antara para muridnya, walaupun sangat banyak di antara mereka yang menginginkan untuk menjalankan amalan-amalan thariqah.

Guru-gurunya

Di Mekah Syeikh Nawawi al-Bantani belajar kepada beberapa ulama terkenal pada zaman itu, di antara mereka yang dapat dicatat adalah sebagai berikut: Syeikh Ahmad an-Nahrawi, Syeikh Ahmad ad-Dimyati, Syeikh Muhammad Khathib Duma al-Hanbali, Syeikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Maliki, Syeikh Zainuddin Aceh, Syeikh Ahmad Khathib Sambas, Syeikh Syihabuddin, Syeikh Abdul Ghani Bima, Syeikh Abdul Hamid Daghastani, Syeikh Yusuf Sunbulawani, Syeikhah Fatimah binti Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani, Syeikh Yusuf bin Arsyad al-Banjari, Syeikh Abdus Shamad bin Abdur Rahman al-Falimbani, Syeikh Mahmud Kinan al-Falimbani, Syeikh Aqib bin Hasanuddin al-Falimbani dan lain-lain.

Murid-muridnya

Syeikh Nawawi al-Bantani mengajar di Masjidil Haram menggunakan bahasa Jawa dan Sunda ketika memberi keterangan terjemahan kitab-kitab bahasa Arab.

Murid-muridnya yang berasal-dari Nusantara banyak sekali yang kemudian menjadi ulama terkenal. Di antara mereka ialah, Kiai Haji Hasyim Asy'ari Tebuireng, Jawa Timur; Kiai Haji Raden Asnawi Kudus, Jawa Tengah; Kiai Haji Tubagus Muhammad Asnawi Caringin, Banten; Syeikh Muhammad Zainuddin bin Badawi as-Sumbawi (Sumba, Nusa Tenggara); Syeikh Abdus Satar bin Abdul Wahhab as-Shidqi al-Makki, Sayid Ali bin Ali al-Habsyi al-Madani dan lain-lain. Tok Kelaba al-Fathani juga mengaku menerima satu amalan wirid dari Syeikh Abdul Qadir bin Mustafa al-Fathani yang diterima dari Syeikh Nawawi al-Bantani.

Salah seorang cucunya, yang mendapat pendidikan sepenuhnya dari nawawi al-Bantani adalah Syeikh Abdul Haq bin Abdul Hannan al-Jawi al-Bantani (1285 H./1868 M.- 1324 H./1906 M.). Banyak pula murid Syeikh Nawawi al-Bantani yang memimpin secara langsung barisan jihad di Cilegon melawan penjajahan Belanda pada tahun 1888 Masehi. Di antara mereka yang dianggap sebagai pemimpin perlawanan Perjuangan di Cilegon ialah Haji Wasit, Haji Abdur Rahman, Haji Haris, Haji Arsyad Thawil, Haji Arsyad Qasir, Haji Aqib dan Tubagus Haji Ismail. Para ulama pejuang bangsa ini adalah murid Syeikh Nawawi al-Bantani yang dikader di Mekkah. (Syaifullah Amin)



sumber tulisan

Selintas Kata Tersurat


"It is not just words but the feeling in one's heart"

Terlintas di benak saya ketika menanggapi ada seseorang anak manusia yang sedang mencoba untuk mulai mengerti seperti apa rasa cinta kepada manusia lainnya.

Dzulhijjah 1430 H / Desember 2009 M

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Blog ini berisi pengalaman saya tentang pengetahuan seputar teknik komputer dan jaringan serta pengalaman-pengalaman lainnya yang bisa menginspirasi Anda. Selain itu berisikan semua hal dari uneg-uneg sampai motifasi dan renungan bagi diri pribadi. Juga gaya hidup dan informasi lainnya yang berguna ada di sini. :D

Republika Online RSS Feed

Jadwal Waktu Sholat untuk Daerah Jakarta Raya dan Sekitarnya

Trafik Para Pembaca Blog

free counters