Berkatalah seorang Yahya bin Mu'adz ra. tentang rasa cinta kepada Rabbul 'Alamin
Kesenangan cinta
adalah karena ingin tetap bersama dengan yang dicintainya
Kami merasa heran dengan orang yang selalu mencela
orang yang sedang dimabuk cinta
padahal selama hidupku
aku hanya cinta kepada Allah dan merindukan-Nya
Aku duduk dan aku berdiri, hanya karena Dia sepanjang hidupku
Jiwa orang yang cinta selalu memperhatikan yang dicintainya
dan hatinya terasa hancur karena kecintaannya
Kebanggaan orang yang dimabuk cinta
ialah apabila malam hari yang dilaluinya
hanya bersama dengan yang dicintainya
tempat ia mengadu dan mencurahkan isi hatinya
Dia berdiri di mihrab mengadukan kesusahannya
sedang hatinya penuh gelora cinta kepadanya
Aku mati karena penyakitku yang tidak kutemukan obat untuknya
dan pula tidak ada jalan keluar dari musibah yang menimpaku
Apabila penyakit seorang hamba adalah cinta kepada yang merajainya
maka tiada seorang tabib pun yang dapat mengobatinya selain Dia
Aku merasa puas dengan Tuhanku sebagai pengganti dan
penghibur dari segala sesuatu yang tidak aku inginkan selain Dia
Betapa rindu hati ini kepada Penguasa yang selalu melihatku
dalam semua gerak - gerikku
sedang aku tidak dapat melihat-Nya
Aku tidak menyerahkan diriku kepada penyakit dengan dosa
supaya membinasakannya
melainkan karena aku mengetahui
bahwa bertemu kekasih akan menghidupkannya
Jiwa orang yang dimabuk cinta
tahan menghadapi berbagai rasa sakit
Barangkali pada suatu hari nanti rasa sakitnya dapat terobati
Biarkanlah aku membujuk kecintaanku dari semua sisi
karena aku tidak dapat menemukan jalan lari darinya
Dia telah membebankan pada seluruh anggota tubuhku
hal-hal yang tidak sanggup dipikulnya
karena rahasiamu
tersembunyi di dalam rongga tubuhku
Demikianlah seorang Yahya bin Mu'adz mengutarakan rasa cintanya.
Dikutip dari Buku Siyaathul Quluub karya Dr. 'Aidh bin 'Abdullah Al - Qarni.
Kesenangan cinta
adalah karena ingin tetap bersama dengan yang dicintainya
Kami merasa heran dengan orang yang selalu mencela
orang yang sedang dimabuk cinta
padahal selama hidupku
aku hanya cinta kepada Allah dan merindukan-Nya
Aku duduk dan aku berdiri, hanya karena Dia sepanjang hidupku
Jiwa orang yang cinta selalu memperhatikan yang dicintainya
dan hatinya terasa hancur karena kecintaannya
Kebanggaan orang yang dimabuk cinta
ialah apabila malam hari yang dilaluinya
hanya bersama dengan yang dicintainya
tempat ia mengadu dan mencurahkan isi hatinya
Dia berdiri di mihrab mengadukan kesusahannya
sedang hatinya penuh gelora cinta kepadanya
Aku mati karena penyakitku yang tidak kutemukan obat untuknya
dan pula tidak ada jalan keluar dari musibah yang menimpaku
Apabila penyakit seorang hamba adalah cinta kepada yang merajainya
maka tiada seorang tabib pun yang dapat mengobatinya selain Dia
Aku merasa puas dengan Tuhanku sebagai pengganti dan
penghibur dari segala sesuatu yang tidak aku inginkan selain Dia
Betapa rindu hati ini kepada Penguasa yang selalu melihatku
dalam semua gerak - gerikku
sedang aku tidak dapat melihat-Nya
Aku tidak menyerahkan diriku kepada penyakit dengan dosa
supaya membinasakannya
melainkan karena aku mengetahui
bahwa bertemu kekasih akan menghidupkannya
Jiwa orang yang dimabuk cinta
tahan menghadapi berbagai rasa sakit
Barangkali pada suatu hari nanti rasa sakitnya dapat terobati
Biarkanlah aku membujuk kecintaanku dari semua sisi
karena aku tidak dapat menemukan jalan lari darinya
Dia telah membebankan pada seluruh anggota tubuhku
hal-hal yang tidak sanggup dipikulnya
karena rahasiamu
tersembunyi di dalam rongga tubuhku
Dikutip dari Buku Siyaathul Quluub karya Dr. 'Aidh bin 'Abdullah Al - Qarni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar