28 hari sudah, dari Kamis bertemu Kamis, dari 14 bertemu 14.
Apa kabar engkau nun jauh di sana, Pak?
Kami selalu berharap engkau dalam keadaan baik-baik saja.
Taukah kau, Pak?
Rumah seakan menjadi sepi,
Sepi dari hiruk pikuk canda darimu,
Sepi dari nasehat-nasehat darimu,
Taukah kau, Pak?
Si Alisya (anak tetangga depan rumah) masih menanyakan anggur.
Juga dirimu yang tidak kunjung pulang ke rumah. :)
Tak ada lagi tangan lelaki dari salah dua orang yang bisa kuambil barokahnya saat ini.
Tangan yang biasa berpanas-panas,
Tangan yang biasa bekerja keras,
Tangan yang biasa berusaha sekuat tenaga,
Tangan yang biasa menyembuhkan lelah,
Tangan yang biasa menyembuhkan luka,
Tangan yang biasa kucium, kupamiti di kala berangkat,
Tak ada lagi kaki lelaki dari salah dua orang yang bisa kuambil barokahnya saat ini.
Kaki yang biasa mengayunkan langkah,
Kaki yang biasa melangkah ke rumah-Nya,
Kaki yang biasa rajin berangkat lebih pagi dariku,
Kaki yang biasa rajin pulang lebih malam dariku, (saat shift pagi)
Kaki yang biasa tak kenal lelah ber-bus ria selama ini,
Tak ada lagi tubuh lelaki dari salah dua orang yang bisa kuambil barokahnya saat ini.
Tubuh yang biasa berpeluh dari panas terik,
Tubuh yang biasa menemani kami saat di rumah,
Tubuh yang biasa rajin bekerja dan berusaha,
Tubuh yang biasa kusentuh, kepeluk jika bercanda,
Tubuh yang keras, besar, akibat waktu dan usia,
Tak ada lagi hati lelaki dari salah dua orang yang bisa kuambil barokahnya saat ini.
Hati yang rendah hatinya,
Hati yang baik kepada sesama,
Hati yang selalu ingin menolong,
Tak ada lagi...
Semua itu, dalam dunia nyata, sekarang... 28 hari yang lalu.
Kuingat, kami ingat selalu, nasehatmu..
Manusia berawal dari sendiri, kemudian bertemu, menjadi berdua,
Bertambah, menjadi bertiga, kemudian berempat,
Kini, suratan itu mulai terbalik seperti yang selanjutnya kau ucapkan,
Dari berempat, nanti akan jadi bertiga, berdua, dan akhirnya sendiri lagi.
Kembali seperti pada awalnya..
Berasal dari setitik, dipadu tanah, akan kembali ke tanah..
Kau terpilih yang menjadi pelajaran bagi kami,
Kami tinggal tunggu saat, entah kapan tiba masanya,
Kullu nafsin dzaaiqotul mauut..
Tiap yang bernyawa pasti akan mati..
1 komentar:
sedih bacanya..:) semua manusia memang pasti kana mati,,
Posting Komentar