Ku berangkat setelah sholat maghrib ditunaikan. Di luar rumah, bulan sabit di langit pun seakan enggan untuk bersinar memancarkan seluruh sinarnya karena tertutup awan tipis namun masih dapat terlihat oleh sang mata. Angin berhembus pelan namun tidak begitu dingin dibandingkan malam sebelumnya. Perlahan tapi pasti, ku mulai berjalan menjauhi rumah. Menuju kantor yang menempuh jalur tergolong lumayan jauh karena harus naik paling tidak tiga angkutan kota. Pertama, angkot Mikrolet yang tidak jauh dari rumah jalurnya sampai ke Stasiun. Kedua, dari Stasiun naik bus yang ke arah Senen. Terakhir, dilanjutkan naik bus yang ke arah Tangerang yang harus melewati pintu tol Jakarta - Merak yang di Kebon Jeruklah ku turun dan paling tidak berjalan lagi kurang lebih 500 meter ke arah gedung.
Ini malam berbeda dari malam lainnya. Mengapa ??? Karena malam ini menurut perhitungan Masehi adalah malam pergantian tahun dari 2008 ke 2009. Oleh sebab itu, banyak orang yang rela keluar luar rumah baik sendiri maupun bersama teman, sahabat, pacar serta keluarga menuju ke tempat tertentu yang menjadi pusat kemeriahan acara di malam hari itu.
Jalanan yang biasanya lengang jika sudah mulai malam namun malam ini terasa seperti siang hari. Ramainya naudzu billah. Di tepi jalan pastilah ada saja orang yang beramai-ramai berjalan menuju tempat-tempat kemeriahan melepas kepergian 2008 yang tergantikan dengan 2009. Banyak pula orang yang memanfaatkan kesempatan dalam momentum ini untuk mencari rezeki tambahan sebagai penjual terompet, makanan, kusir delman serta lain macamnya.
Monas adalah salah satu titik yang mana dikunjungi orang kebanyakan sebagai tempat barhura-hura mereka dalam rangka menyambut 2009 dan tentu saja meninggalkan 2008. Oleh sebab itu, jalan pun ditutup dan langsung dialihkan ke arah lapangan Banteng dan Masjid Istiqlal. Barulah dari sana diputar lagi ke arah Harmoni. Tentu saja membutuhkan waktu empat kali lipat untuk sampai ke Harmoni dari arah Monas karena biarpun dialihkan justru di sanalah titik kemacetan terkumpul.
Sesampainya di kantor, alhamdulillah masih belum melewati jam masuk shift malam. Malamnya ku jaga sendirian tanpa senior. Mas Dili, senior yang biasanya menemani jika ku ingin eskalasi suatu masalah dari pelanggan yang telefon. Sekarang dia sedang sakit. Yah, terpaksa ku harus menjalani malam ini sendirian. Dilanjutkan pula di malam berikutnya. Ini menandakan masa tandem untuk para TS junior segera berakhir. Kita yaitu aku dan rekan-rekan TS baru, mulai sekarang harus bisa mengatasi suatu permasalahan sendiri. Jikalau dibutuhkan koordinasi, yahh sekarang tinggal cari senior yang lain yang kebetulan satu shift atau kalau kebagian shift malam yahh paling tidak telefon mereka yang berkepentingan.
Alhamdulillah, malam ini yang telefon hanya bos dan pelanggan yang hanya menanyakan masa aktif dari voucher yang sudah dipakai. Malam ini pun terasa lebih lama. Meskipun mata mengantuk namun masih bisa ku kendalikan untuk tidak tidur sedikit pun. Sekitar pukul tiga pagi bel berbunyi, ku pikir siapa yang datang jam segini ? Ku dengar pintu bergeser dan juga disertai langkah kaki yang berjalan semakin mendekat. Ku longok dari meja kerja ada seseorang yang datang ke kantor namun berjalan kelelahan. Setelah ku pastikan bahwa itu adalah mas Dalikin, senior ku yang lain yang baru datang dari Ancol. Akhirnya ku lega ada yang akan menemani. Namun, hanya sebentar saja karena dia hanya mengambil tas kerjanya lalu kembali pulang.
Akhirnya sebagai pembalasan, setelah sampai di rumah nanti pastilah ku tidur sepuasnya. Hanya bangun di saat tertentu yaitu untuk sholat dan makan. Selebihnya, tidur lagi. Suka dan duka menjadi seorang TS. :D
erpa
5 Muharram 1430 H / 2 Januari 2008 M
5 Muharram 1430 H / 2 Januari 2008 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar