Olahraga Malam

GAWAT..., hari Jum'at malam tepatnya tanggal 30 November 2007 Masehi atau 20 Dzulqo'dah 1428 Hijriyah telah kulakukan suatu kebodohan atau pendzaliman diri sendiri.

Apa yang telah aku lakukan ???

Gini lho ceritanya, aku yang berkantor di ATD janjian mau pulang bareng dengan seorang teman yang berkantor di Baznas. Selain tempatnya dekat, arah pulangnya pun sama ke daerah Jakarta Timur. Biasanya kalau pulang ku naik Kopaja 502 ke arah Kebon Pala lalu Mikrolet 32. Nah, sedangkan temanku itu biasanya naik PPD Mayasari Bhakti 507 ke arah Pulo Gadung lalu naik Metomini 45.

Kalau pagi sih kami naik bareng, yang jadi masalah kalau pulang ndak pernah bareng. Oleh karena itu, ku mengalah untuk ikut naik bersama dia. Katanya seh, jam 7 dah keluar dari kantornya dan ketemuan di perempatan serong Bank Syariah Mandiri Thamrin. Ternyata ku sudah ditunggu olehnya.

Firasat sih dah ga enak... Setelah ngobrol sebentar, 507 pun datang. Yang jadi masalah adalah lampu lalu lintas sedang menunjukkan warna HIJAU yang berarti dilarang berhenti. Polantas pun terus aktip mengatur lalu lintas di perempatan tersebut.

Biasanya, kalau sudah lampu hijau itu aku tak langsung naik melainkan menunggu sampai lampu merah menyala. Kalau mau naik saat lampu hijau seh bisa, namun harus menjauhi perempatan dulu supaya ndak terlihat oleh polantas. Nah, masalahnya ini...

Temanku itu mendekati bis 507 dari arah perempatan yang dekat dengan polantas dan segera meraih pegangan pintu belakang. Aku kira dia bakalan naik dari pintu depan dan aku dari pintu belakang. Ternyata ... TIDAK!!!,,, sementara dia telah bergelantungan di pintu belakang bis, aku belum sempat meraih pegangannya. Sebab, tidak ada pegangan lagi selain yang dia pegang.

Ga lucunya,,,, karena lampu lalu lintas hijau nyalanya dan ditambah seorang polantas yang sedang aktip menggerakkan tangannya, bis 507 itu pun tetap melaju dengan santainya. Temanku itu tengah bergelantungan di pintu belakang bis. Sementara dimana AKU ????

Aku yang tadi belum sempat meraih pegangan bis, tak mau menyerah. Aku melakukan hal yang bodoh menurutku namun lucu untuk sebagian orang yang melihatku, yaitu IKUT BERLARI MENGEJAR BIS 507 SEPANJANG PEREMPATAN DIANTARA GEDUNG BI DAN GEDUNG BSM THAMRIN. Yah, itung-itung olahraga di malam hari menjelang pulang ke rumah.

Sementara aku berlari mengejar bis 507, temanku itu bilang ke kenek bis supaya menghentikan bis barang sebentar saja. Biarpun memukul-mukul pintu belakang bis kalau yang menyala lampu hijau ditambah seorang polantas yang aktip, bis tidak akan mau berhenti.

Saat sedang berlari melintasi perempatan itu, hatiku tak karuan rupanya. Alhamdulillah, ku masih dilindungi. Lampu hijau masih menyala dan polantas yang mengatur lalu lintas di sana pun malah 'melengos' supaya tidak memperhatikan aku berlari.

Kata temanku itu, umpamanya bis adalah ikan hiu dan aku adalah ikan remora. Tapi, akhirnya di ujung perempatan itu aku bisa naik karena bis berhenti untuk mengambil penumpang. Di jalan, aku dan temanku terus 'cengengesan' mengingat hal itu. Mungkin kalau ku introspeksi lagi, itu adalah balasan untuk dosa yang baru saja ku lakukan.