24 jam ini

Kemarin malam, ku pulang dengan badan yang lelah dan pikiran yang pusing. Alhamdulillah masih ada sebungkus roti yang bisa ku makan di dalam mobil. Roti itu ku makan saja tanpa memperdulikan penumpang yang lain.

Sepanjang jalan berfikir untuk cepat sampai di rumah dan menghabiskan kelelahan ini. Beberapa saat sekali, mobil 32 yang ku tumpangi berlari kencang tanpa memperdulikan para penumpang. Dia (supir) pikir siapa yang cepat dia yang dapat. Terus melarikan mobilnya dengan kencang. Aku pun yang duduk di belakang merasa was-was. Terkadang kepalaku terpentok kaca mobil bagian belakang.

Sampai saatnya tiba di kawasan cipinang elok, mobil berlari kencang lalu mengerem dan begitu seterusnya setiap bertemu polisi tidur. Kepalaku pun hampir terantuk ke atap mobil. Oleh karena itu, tanganku sengaja ku taruh di bawah besi pada jok mobil. Tapi, ketika aku terpental kembali tanganku terlepas dari pegangan besi itu. Sambil terpental, ku raih lagi besi tadi.

Dan ekspresiku berubah ketika ku tahu tanganku tidak berada pada bagian bawah besi melainkan diantara besi dan jok mobil yang tengah ku duduki bersama dengan penumpang lainnya. Ku mau teriaak sekeras-kerasnya. Namun ku tak lakukan. Ku mau cabut jari kelingkingku yang terjepit itu tapi nanti bisa putus.

Lalu... Pada saat terpental lagi ku tarik saja jari kelingkingku. Alhasil saaakit namun bisa terlepas dari masalah sakitnya fisik untuk sementara. Namun, ku mulai merasa marah. Tapi bisa ku tahan. Harus ku tahan.

Mobil tetap melaju dengan kencang dan mengerem pada saat ada penumpang yang mau turun. Hingga tibalah giliranku untuk turun. Saking kesalnya, ku ketok atap mobil sekali tapi kencang. Mobil pun berhenti. Sang supir "yang ga mau terserobot" itu pun berkata cepet.. cepet.. turunnya. Aku pun melangkahkan kakiku dengan berat sehingga berbunyi cukup keras. Setelah turun ku sudah muak. Uang tarif pun ku berikan dengan cara yang ku kira cukup tidak sopan yakni ku lempar saja dari jendela. Entah jatuh di dekat kaki supir itu atau di dekat kaki penumpang di sebelahnya.

Tak tahu lagi apa kata supir itu. Ku pergi saja menjauh dari mobil itu. Mobil itu pun segera pergi dariku pula sebab di dekatnya masih ada mobil lain yang siap diserobot.

Bagaimana pendapat Anda tentang sikap saya tadi ?????