Memulai bertugas malam hari ini dengan bacaan bertema syukur dari ustadz M. Fikri Thoriq. Beliau berkisah tentang pertemuan Nabi Isa AS dengan seorang lelaki. Berikut ceritanya…
Suatu ketika, Nabi Isa AS bertemu dengan seorang laki-laki yang buta, berkulit belang, lumpuh bahkan kusta, namun orang tersebut tidak mengeluh melainkan mengucapkan kalimat syukur kepada Alloh SWT.
Ketika kamu berbicara padanya dan tatapannya sampai ke dalam matamu itu berarti dia ingin memasuki kehidupanmu dan selalu hadir dalam hari harimu.
Ketika kamu di ingatkannya tentang sesuatu hal yg biasa yang menurutmu tidak penting ingatlah, bahwa dia tidak sedang mengaturmu, dia hanya ingin memberimu perhatian.
Ketika kamu melihatnya mulai jengkel karena kamu terlalu asik bermain dengan teman temanmu, itu berarti dia tidak sedang menjadi seorang yang egois, tapi hanya ingin sedikit perhatian darimu.
Malam tadi baca analogi antara Liberal dan Sepak Bola yang dipos oleh teman FB yaitu mba sis Filmiya dari temannya. Cukup menggelitik para pembaca. Berikut ceritanya. :)
K : Kiyai
L : Liberal
L : “Barat itu maju karena liberal dan sekulernya, Kyai.”
K : “Terus?”
L : “Ya umat Islam harus berani berpikir liberal. Jangan terikat dengan penafsiran dan dogma yang mengekang. Masa hari gini, masih ngeributin homoseksual haram. Tenang aja, kita ini bukan umat nabi Luth. Buktinya kita aman-aman saja.”
K : “Jadi, kalo umat Islam ingin maju, tidak usah berpegang pada hukum Allah, gitu?”
L : “Bukan tidak berpegang pada hukum Allah, tetapi penafsiran agama yang harus berubah. Jilbab, potong tangan, kawin beda agama, sudah saatnya direvisi.”
Alhamdulillah, akhirnya ada yang memfilmkan sang Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ari. Hmm... kalau dari set waktu diharapkan ada bagian cetusan Resolusi Jihad yang beliau sebarkan pada arek-arek Suroboyo untuk melawan wong londo di bawah komando Bung Tomo. :D
Berikut ulasan dari ROL.
Kisah Perjuangan
Hasyim Asy'ari Difilmkan
Rabu, 24 Oktober 2012, 18:26 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, MENTENG -- Kisah tokoh pesantren Tebu Ireng, KH M
Hasyim Asy'ari sebagai sosok sentral dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia diangkat ke layar lebar.
Film berjudul "Sang
Kyai" ini menempatkan Rako Prijanto di kursi sutradara. Rako
sebelumnya sukses menggarap sejumlah film seperti "Ungu
Violet", "Merah Itu Cinta" dan lainnya.
Berikut salah satu ulasan mengenai apa itu Tarwiyah? apa itu Arafah? Apa itu Nahr? Saya coba kutipkan dari RA dari MAK.
Tarwiyah berkaitan erat dengan peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim AS yang bermimpi diperintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Pada hari itu, hari ke-8 bulan Dzulhijjah, ia merenung dan berpikir (rawwa-yurawwi-tarwiyah) tentang takwil mimpi menyembelih putra kesayangannya sendiri. Pada hari ke-9, ia mendapati takwil mimpi yang membuatnya tahu (‘arafa) akan makna mimpi tersebut, sehingga disebut dengan Hari Arafah. Sedangkan pada hari ke-10, ia melaksanakan perintah dalam mimpi itu, yakni menyembelih (nahara) putranya, sehingga disebut hari Nahr.
Selintas Kata Tersurat
"It is not just words but the feeling in one's heart"
Terlintas di benak saya ketika menanggapi ada seseorang anak manusia yang sedang mencoba untuk mulai mengerti seperti apa rasa cinta kepada manusia lainnya.
Dzulhijjah 1430 H / Desember 2009 M