Mencari Teman  Sejati
Senin, 25 Oktober 2010, 09:21 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kecenderungan untuk berteman. Islam menganjurkan untuk menjalin pertemanan dengan baik. Pertemanan yang di dalamnya saling menasihati untuk menetapi kebenaran dan kesabaran (QS Al-'Ashr [103]: 3). Islam juga mengingatkan penganutnya agar berhati-hati dalam memilih teman. Sayidina Ali RA pernah berkata, "Kalau kalian ingin melihat kepribadian seseorang, lihatlah bagaimana teman-temannya." Rasulullah juga mengingatkan, "Seseorang itu dipengaruhi oleh agama teman-temannya. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dengan siapa kita bergaul."
Red: Budi Raharjo Rep: Oleh Nurkholik
Sumber: Republika OnLine
erpa
Senin, 25 Oktober 2010, 09:21 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kecenderungan untuk berteman. Islam menganjurkan untuk menjalin pertemanan dengan baik. Pertemanan yang di dalamnya saling menasihati untuk menetapi kebenaran dan kesabaran (QS Al-'Ashr [103]: 3). Islam juga mengingatkan penganutnya agar berhati-hati dalam memilih teman. Sayidina Ali RA pernah berkata, "Kalau kalian ingin melihat kepribadian seseorang, lihatlah bagaimana teman-temannya." Rasulullah juga mengingatkan, "Seseorang itu dipengaruhi oleh agama teman-temannya. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dengan siapa kita bergaul."
Ali Zaenal Abidin berkata  kepada  putranya, "Wahai anakku, berhati-hatilah terhadap lima kelompok.  Jangan  berteman dan jangan berbicara kepada mereka, serta jangan  menjadikannya  teman dalam perjalanan." Lalu putranya bertanya tentang  lima kelompok  itu.
Sang ayah pun menjawab, "Pertama,  berhati-hatilah dan jangan  bergaul dengan orang yang berkata dusta. Dia  bagaikan bayangan yang  mendekatkan engkau dari sesuatu yang jauh dan  menjauhkan engkau dari hal  yang dekat. Kedua, berhati-hatilah dan  jangan bergaul dengan orang yang  fasik, sebab dia akan menjualmu  seharga butiran atau lebih rendah dari  itu."
"Ketiga,  berhati-hatilah engkau dan jangan bergaul dengan  orang kikir, sebab dia  akan menjauhkanmu dari hartanya ketika engkau  memerlukannya. Keempat,  berhati-hatilah engkau dan jangan bergaul dengan  orang yang dungu,  sebab dia ingin mendapat manfaat darimu, tetapi  mencelakakanmu. Kelima,  berhati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang  yang tidak  memperhatikan kerabatnya, sebab aku mendapatkannya sebagai  orang yang  dilaknat Alquran dalam tiga tempat (ayat)."
Nasihat  itu  menunjukkan bahwa pertemanan sejati dapat dijalin dengan kejujuran,   ketaatan beragama, kedermawanan, kemauan belajar, dan silaturahim.   Kejujuran dapat menunjukkan dan menerima kebenaran. Kedermawanan dapat   mendekatkan hubungan antarmanusia. Kemauan belajar dapat membuat orang   saling memahami dan menghargai. Sedangkan, silaturahim dapat menjalin   persaudaraan, umur panjang, dan kelimpahan rezeki.
Dalam   pandangan Islam, teman juga dapat berupa perilaku atau amal. Oleh sebab   itu, umat Islam dianjurkan mencari dan membinanya. Iman dan amal saleh   dalam pandangan Islam dapat menolong dan menyelamatkan seseorang dari   kehinaan.
Sayidina Ali ra. berkata, "Sesungguhnya, ada tiga  jenis  teman bagi seorang Muslim. Pertama, teman yang berkata, 'Aku  bersamamu  di kala engkau hidup atau pun mati,' dan inilah amalnya.  Kedua, teman  yang berkata, 'Aku bersamamu hanya sampai kuburanmu,  kemudian  meninggalkanmu,' Inilah anaknya."
"Ketiga, teman  yang berkata,  'Aku bersamamu hingga engkau mati,' inilah kekayaannya  yang akan menjadi  milik ahli waris ketika dia meninggal." Amal salehlah  yang dapat  menolong seseorang tatkala menghadapi pengadilan Tuhan dan  tatkala tiada  seorang pun sebagai penolong." Oleh karena itu, setiap  Muslim perlu  memperhatikan etika pertemanan dan berusaha menjadi teman  yang sejati.
Red: Budi Raharjo Rep: Oleh Nurkholik
Sumber: Republika OnLine
erpa
Selasa, 18 Dzulqo'dah 1431 H / 26 Oktober 2010 M - 23.35 WIB

Tidak ada komentar:
Posting Komentar